JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan siap memenuhi panggilan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan itu diharapkan dapat memberikan solusi atas persoalan yang tengah dihadapi Partai Demokrat.
"Ya, tadi Anas sampaikan dia pasti akan datang. Kalau rapat Majelis Tinggi sudah pasti dia ikut," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, Jumat dini hari, seusai berkunjung ke kediaman Anas di kawasan Duren Sawit.
Rencananya, pada Jumat (8/2), SBY akan memanggil Majelis Tinggi Partai Demokrat ke Cikeas, Bogor. Ada sembilan orang elite Demokrat yang masuk dalam Majelis Tinggi Partai Demokrat, yakni SBY, Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, Sekretaris Dewan Pembina Jero Wacik, Sekretaris Dewan Kehormatan TB Silalahi, Ketua Umum DPP Anas Urbaningrum, dua Wakil Ketua Umum DPP Max Sopacua dan Jhonny Alen, Sekretaris Jenderal DPP Edhi Baskoro Yudhoyono, serta Direktur Eksekutif DPP Toto Riyanto.
Saan yakin bahwa di dalam pertemuan Majelis Tinggi besok, SBY sebagai pembentuk Partai Demokrat akan memberikan solusi yang tepat bagi partainya. "Alhamdulillah, kita semua ingin persoalan selesai. Saya yakin Pak SBY sudah punya solusi. Besok ada pertemuan, insya Allah Pak SBY sudah punya jalan keluarnya," kata Saan.
Saat ditanya soal rencana menggantikan posisi Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Saan memastikan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi. Saan menyatakan, semua pimpinan Partai Demokrat memiliki komitmen yang sama untuk mengembalikan kejayaan partai seperti semula. Partai Demokrat juga berkomitmen mencegah tren menurunnya elektabilitas partai tersebut dan berupaya menaikkannya kembali.
Saan hanya bertemu selama setengah jam dengan Anas. Ia mengatakan, pertemuan itu bukanlah pertemuan formal dan hanya sebatas pertemuan teman. Selain Saan, hadir pula Sekretaris DPD Partai Demokrat Irfan Gani. Sejumlah mobil mewah dengan pelat DPR pun juga masih terlihat di halaman luar rumah Anas.
Namun, pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes mengatakan, sebagai Ketua Dewan Pembina PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai tidak akan gegabah dalam mengambil tindakan tegas bagi partainya. SBY perlu menghitung masak-masak dampak langkah yang diambilnya.
"SBY tidak akan gegabah, kalau dia baca peta politik PD, mengikuti arus para menteri, ingin melengserkan Anas. Pasca 2014 tidak lagi presiden, akan menjadi sejarah kelam kalau dia gagal melengserkan Anas," ujar pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes.
Lebih lanjut, Arya menilai, tidaklah mudah untuk melengserkan Anas dari kursi Ketua Umum PD. Menurutnya, pertahanan politik Anas hanya akan jebol jika ada perubahan status Anas dalam kasus Hambalang.
"Kalau tidak ada perkembangan, susah untuk menggoyang Anas," ucapnya.
Pasca Anas menjabat Ketum, terjadi perubahan komposisi yang sangat besar. Orang-orang dekat Anas menguasai lebih dari separuh DPP Demokrat.
"Melalui mekanisme partai akan susah, kecuali kalau pertahanan jebol," jelas Arya.
Oleh karena itu, SBY dinilai tidak akan gegabah dalam mengambil tindakan. Terlebih SBY tidak akan melakukan hal-hal yang bisa merusak citranya sebagai pendiri partai dan juga sebagai negarawan.
"Tinggal sekarang SBY tidak mau gegabah, melakukan hitungan di atas kertas, DPD yang bisa ditarik, dipetakan, apakah loyal kepada Anas atau pro-pelengseran," tandasnya.(dbs/bbhc/opn) |