Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Media
Banyak Tayangan TV tak Mendidik
2019-01-30 05:49:07
 

Komisi I DPR Minta KPI Tingkatkan Pengawasan Isi Siaran.(Foto: twitter)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyari mengatakan, pihaknya mendapatkan beberapa pengaduan dari masyarakat, akan adanya tayangan televisi (TV) swasta yang sama sekali tidak mendidik yang disajikan pada jam tayang anak-anak. Ia pun mempertanyakan kinerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait masih banyaknya tayangan televisi yang tidak mendidik pada jam tayang anak-anak itu, yakni sore menjelang maghrib.

"Salah satunya adanya kontes bernyanyi (karaoke), namun penyanyinya diuji dengan dimasukkan dalam sebuah tempat kaca yang di dalamnya diisi berbagai binatang yang ditakutinya. Hal itu jelas sekali tidak mendidik, itu bukan ujian yang harus dipertontonkan. Apalagi ditayangkan di jam tayang anak-anak," tegas Kharis saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran KPI di ruang rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (29/1).

Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Evita Nurshanty. Ia Mengaku sangat prihatin terhadap berita-berita tentang prostitusi online yang terus menerus ditayangkan atau diekpose di TV. Terlebih lagi wajah mucikari yang di-blur-kan (ditutupi), sementara artis atau tersangka pelaku prostitusi online itu dibiarkan dibuka atau diperlihatkan. Hal ini tentu akan menjadi sebuah penggiringan opini publik terhadap artis tersebut.

Oleh karena itu, menurut Kharis, KPI harus membuat semacam format agar setiap media TV tidak lantas berhari-hari memberitakan acara tidak mendidik dan sama itu secara terus menerus. Hal tersebut menurut politisi dari Fraksi PKS ini sempat juga terjadi dalam kasus persidangan kopi sianida yang melibatkan terdakwa Jessica, serta kasus bom Sarinah.

"Media harus memberikan informasi oke, tapi jangan sampai pemberitaannya setiap hari dipenuhi berita yang itu lagi-itu lagi. Tentu masih banyak berita atau informasi lain yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, saya berharap agar KPI membuat semacam format penayangan oleh stasiun televisi," pungkasnya.(ayu/sf/DPR/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Media
 
  LKPP Terima Pengaduan WAKOMINDO Terkait Diskriminasi Kerjasama Media di Pemerintahan Daerah
  Biro PP Lakukan 'Media Visit' Massifikasi Informasi Kinerja DPR dan Persiapan IPU
  Perselisihan Kapolrestro Depok-Wartawan Dimusyawarahkan, Kompolnas: Media Membantu Polri
  Ketua Forwaka Laporkan Alfian Biga ke Polda Gorontalo
  Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Ungkap Peran Penting Media di Masa Pandemi Covid-19
 
ads1

  Berita Utama
5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Pengurus Partai Ummat Yogyakarta Buang Kartu Anggota ke Tong Sampah

Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

 

ads2

  Berita Terkini
 
Psikiater Mintarsih Ungkap Kalau Pulau Dijual, Masyarakat akan Tambah Miskin

5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Psikiater Mintarsih: Masyarakat Pertanyakan Sanksi Akibat Gaduh Soal 4 Pulau

Terbukti Bersalah, Mantan Pejabat MA Zarof Ricar Divonis 16 Tahun Penjara

Alexandre Rottie Buron 8 Tahun Terpidana Kasus Pencabulan Anak Ditangkap

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2