Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Cyber Crime
Belum Usai, Inilah Teror Virus Stuxnet
Thursday 11 Apr 2013 21:40:38
 

Ilustrasi (Foto: Ist)
 
SINGAPURA, Berita HUKUM - Masih ingatkah anda dengan Stuxnet? Ancaman virus yang menyerang sejumlah fasilitas Nuklir itu ternyata belum usai. Setelah 2 tahun program jahat itu masih terus berkembang.

Ya, sekitar 2 tahun lalu jagat maya dihebohkan dengan ditemukannya Stuxnet, virus canggih yang dibuat dalam bahasa pemograman paling sulit dan paling besar. Konon ada ratusan ribu baris kode di dalamnya.

Stuxnet kini masih terus dikembangkan oleh para penjahat cyber. Terakhir para pemburu virus menemukan Flame dan Doqu, contoh virus yang merupakan keturunan Stuxnet.

Memang, virus ini tidak memiliki kemampuan mengendalikan perangkat berbasis SCADA, namun tetap saja tergolong berbahaya karena kemampuan merusaknya yang tak kalah hebat.

Ancaman Stuxnet lain pun disinyalir tetap akan bergulir di tahun 2013 ini. Paling tidak itulah prediksi Trend Micro sebagai salah satu produsen antivirus yang sudah 25 tahun menekuni industrinya.

"Para penerus Stuxnet kami prediksi akan terus mengintai. Mereka akan fokus menyerang Industrial Control System (ICS)," ujar JD Sherry, Global Director of Technology and Solutions Trend Micro.

ICS merupakan seperangkat alat, sistem, dan jaringan yang dipakai untuk mengendalikan mesin secara otomatis. Perangkat ini biasanya dipakai di industri otomotif, transportasi, hingga pengelolaan energi.

Fungsinya yang amat penting itu membuat para penjahat cyber tertarik untuk meliriknya, dan dalam setahun terakhir serangan jenis ini diklaim sudah menjadi perbincangan hangat di komunitas hacker 'bawah tanah'.

Seperti dikutip dari detikcom, percobaan terhadap serangan fasilitas itu pun dipercaya terus meningkat. Terlebih, para peretas bisa mendapatkan informasi instansi yang menggunakan sistem itu melalui Google dan situs-situs seperti Pastebin.

"ICS sudah menjadi target. Sampai ada sistem proteksi yang memadai, maka serangan ke fasilitas ini akan terus meningkat dan bisa menimbulkan kerusakan yang fatal," tutup Sherry, di sela konferensi pers Trend Micro Asia Pasifik, di Grand Park Orchard, Singapura.(dtk/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Cyber Crime
 
  Website Diretas, Puan Maharani Minta BSSN Berbenah Diri
  Jerman Mulai Selidiki Dugaan Serangan Siber oleh Rusia
  2 Pelaku Tindak Pidana Peretasan Situs Sekretariat Kabinet Ditangkap Bareskrim Polri
  Biro Paminal Divpropam Susun SOP Patroli Siber, Pengamat Intelijen: Upaya Menuju Polri Presisi
  Deteksi Dini Kejahatan Siber, Baintelkam Polri - XL Axiata Tingkatkan Sinergitas
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2