DAMASKUS, Berita HUKUM - Sedikitnya 31 orang tewas dan 45 orang lagi cedera ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan rompi bomnya di dalam Istana Kehakiman, atau Gedung Pengadilan bersejarah, di Ibu Kota Suriah, Damaskus, Rabu, demikian laporan stasiun televisi negara.
Pembom tersebut termasuk di antara orang yang menunggu pemeriksaan untuk memasuki gedung itu pada Rabu siang.
Kepala polisi Damaskus, Mohammed Kheir Ismail, mengatakan kepada televisi pemerintah Suriah bahwa penyerang tiba di gedung mengenakan seragam militer dan membawa senapan dan granat tangan. Ketika penjaga mengambil senjata dan mulai mencari dia, dia bergegas ke dalam gedung dan meledakkan sabuk peledak.
"Ini adalah tindakan kotor, seperti orang-orang yang masuk istana tidak bersalah," kata Ahmad al-Sayed, Jaksa Agung Suriah, menambahkan bahwa serangan itu muncul dimaksudkan untuk membunuh sejumlah besar orang.
Media pemerintah Suriah menyiarkan gambar dari kolam darah di lantai marmer gedung dan mengatakan sedikitnya 30 orang tewas. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang menentang pemerintah dan melacak konflik Suriah dari Inggris, mengatakan sedikitnya 39 orang tewas, termasuk tujuh polisi dan penjaga.
Serangan itu bertepatan dengan ulang tahun keenam dari awal pemberontakan rakyat terhadap Presiden Bashar al-Assad, yang dimulai dengan tuntutan perubahan politik dan berkembang menjadi konflik multisided saat ini.
Setelah pemerintah menggunakan kekuatan luar biasa untuk menekan protes, beberapa dari mereka dekat lokasi serangan Rabu, banyak di oposisi mengangkat senjata. Sebagai pemberontak merebut kendali wilayah dari pemerintah, organisasi jihad seperti Al Qaeda dan Negara Islam mengambil keuntungan dari kekacauan, menyiapkan operasi dan secara bertahap menggusur kelompok pemberontak yang didukung oleh negara-negara Barat dan Teluk.
Perang kini telah menewaskan lebih dari 400.000 orang tewas dan mengungsi sekitar setengah dari orang Suriah. putaran berulang pembicaraan perdamaian internasional telah gagal, sementara bantuan militer dari Rusia dan milisi Syiah asing telah membantu Mr Assad merebut kembali bagian yang signifikan dari negara dari pemberontak, termasuk kota terbesar Suriah dan daerah di mana sebagian besar orang yang tersisa hidup.
Laporan itu mengatakan pemboman tersebut terjadi saat jam sibuk di gedung pengadilan tersebut, dan merenggut korban jiwa paling banyak.
Ledakan itu adalah yang paling akhir dari serangkaian pemoman yang telah terjadi belakangan ini, setelah lama keadaan tenang.
Pada Sabtu (11/3), Front An-Nusra -yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida- melancarkan pemboman bunuh diri di Damaskus, dan menewaskan 74 orang, termasuk pelancong Syiah Irak yang berada di Damaskus untuk melakukan ziarah.
Pada Senin (13/3), Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan prioritas di Suriah ialah memerangi teror, dan menambahkan pembicaraan mengenai politik pada saat ini kelihatan mewah.
Ketika berbicara dengan media Eropa, yang isinya disiarkan oleh Kantor Berita Suriah, SANA, Presiden Suriah tersebut mengatakan bahwa membebaskan diri dari kaum fanatik adalah prioritas dan mewujudkan perujukan di bidang lain adalah prioritas lain.
Pernyataannya dikeluarkan cuma dua hari setelah dua pemboman mengguncang Ibu Kota Suriah, Damaskus, dan menewaskna 74 orang.
Pemboman itu dilakukan secara berurutan di dekat pemakaman di Daerah Shakhour di wilayah kuno Damaskus.
Ledakan pertama dilancarkan melalui alat peledak yang diledakkan di dekat sekumpulan bus yang membawa pelancong Syiah Irak dan datang dari pemakaman Bab As-Saghir untuk mengunjungi tempat suci Syiah, sebagai bagian dari kegiatan ziarah pemeluk Syiah.
Ketika bahan peledak meledak, penumpang sembilan bus sedang berkumpul untuk menyaksikan kegiatan yang berlangsung, saat seorang pembom bunuh diri yang mengenakan rompi bom meledakkan dirinya di antara kerumunan orang.(nytimes/Antara/bh/sya) |