BEIJING (BeritaHUKUM.com) – Kepala Keamanan Nasional Cina memperingatkan negaranya tidak siap untuk menghadapi kemungkinan kerusuhan ditengah melemahnya perekonomian.
Pejabat partai komunis Cina yang bertanggung jawab atas hukum dan ketertiban, Zhou Youngkan, mengatakan pemerintah perlu metode yang lebih baik untuk mengatasi gejolak sosial yang terjadi akibat dampak melambatnya ekonomi.
Para pemimpin Cina khawatir melemahnya perekonomian global akan mempengaruhi Cina. Pasalnya, industri manufaktur negara itu mulai terguncang karena turunnya permintaan barang-barang Cina di Eropa dan Amerika Serikat.
Para pengamat mengatakan bahwa para pekerja pabrik di Cina -yang umumnya pekerja migran- merupakan kelompok pertama yang menderita dampaknya dari melemahnya perekonomian. Dan dalam beberapa waktu belakangan, unjuk rasa maupun kerusuhan di kalangan buruh meningkat dalam di Cina.
"Masalah ini merupakan tugas mendesak bagi kami, untuk memikirkan bagaimana sistem manajemen sosial yang sesuai dengan pasar sosialis kami. Khususnya dalam menghadapi dampak negatif perekonomian," kata Zhou.
Ia menyerukan pemerintah untuk melakukan sejumlah tindakan termasuk jaminan pengangguran. Pernyataan Zhou ini, seperti dikutip BBC, Senin (5/12), menunjukkan kekhawatiran para pemimpin Cina terkait gangguan industri Cina dan gejolak sosial.
Sejumlah indikasi gangguan terhadap perekonomian Cina sudah terasa, termasuk anjloknya industri manufaktur dan imbasnya adalah pemerintah kemungkinan akan menghadapi kerusuhan sosial lebih lanjut.
Perekonomian Cina tumbuh sekitar 9,1% antara Juni dan September, yang merupakan peningkatan terkecil dalam dua tahun terakhir.
Pekan lalu, karyawan perusahaan elektronik Singapura Hi-P International di Shanghai melakukan pemogokan minggu lalu sebagai protes atas PHK besar-besaran.
Ribuan karyawan di Shenzhen dan Dongguan, dua pusat ekspor Cina, juga mogok bulan lalu untuk memprotes pemotongan waktu lembur.(bbc/sya)
|