CINA, Berita HUKUM - Satu hari setelah dugaan diarahkan ke Cina terkait aksi hacking yang menimpa sejumlah perusahaan besar Amerika Serikat (AS), pemerintah Cina langsung merespons tudingan tersebut.
Dilansir The NewYorkTimes.com, Kamis (21/2), Departemen Pertahanan Cina membantah tudingan itu salah besar. Menurut juru bicara Departemen tersebut, laporan firma keamanan cyber Mandiant salah besar.
Pada konferensi pers di Beijing, Departemen Pertahanan China mengatakan tuduhan tersebut telah mencoreng reputasi mereka. Juru bicara Departemen itu bahkan menantang untuk membuktikan hasil riset Mandiant.
Disebutkan sang juru bicara Geng Yansheng, justru Cina yang telah menjadi korban serangan cyber yang berasal dari AS. Menurutnya, Mandiant telah salah dalam mengenali aktivitas cyber Cina.
"Militer Cina memerintahkan untuk tidak mendukung aktivitas hacking apapun. Klaim yang disebutkan Mandiant bahwa militer Cina menjadi dalang spionase internet tidak punya bukti kuat," tegasnya.
Seperti diketahui, sejumlah perusahaan AS menjadi korban hacking. Di antara korban tersebut, di antaranya ada perusahaan besar sekelas Facebook, Twitter dan Apple.
Selain tiga perusahaan tersebut, The New York Times, The Wall Street Journal, The Washington Post dan Departemen Energi AS pun jadi sasaran. Belum ada pernyataan resmi mengenai siapa di balik serangan ini. Namun sejumlah temuan mengarahkan tudingan pada Cina.
Sebanyak 60 halaman laporan yang dirilis Mandiant, memperlihatkan adanya keterkaitan serangan dengan sekelompok hacker Cina dan pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut.
Hasil pelacakan Mandiant bermuara pada jaringan spesifik di Shanghai. Beberapa di antaranya bahkan mengarah pada markas salah satu kelompok militer rahasia Cina.(nyt/bhc/rby)
|