 Penyerahan nasi Tumpeng saat Kenduri Kemerdekaan HUT RI ke 70 di kantor DPP PPP oleh Ketum, Djan Faridz kepada Sekjen Dimyati, Waketum Herman Agustiawan Hendarsyah (Prof Dr,Msee, Ir), KH Noer Iskandar SQ, dan Ibu Ratih Sanggarwati sebagai ketua Panitia acara, Jakarta, Minggu (16/8).(Foto: BH/mnd) |
JAKARTA, Berita HUKUM - Djan Faridz mengungkapkan, rasa bersyukur dan mengajak para pendukungnya kian terus mengenang jasa pahlawan kusuma bangsa dan para pemimpin yang telah mendahului, begitulah kata-kata yang diungkapkan beliau pada kata sambutan saat acara Kenduri Kemerdekaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 70 yang diadakan di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) di Jl. Diponogoro No.60. Jakarta Pusat pada, Minggu (16/8).
Acara Kenduri Kemerdekaan HUT RI ke 70 yang diadakan di kantor DPP pusat PPP Jakarta ini dapat dijadikan contoh bagi partai lain agar tidak berbicara politik saja, tapi juga mengamalkan Pancasila kepada kader partai. Tampak yang hadir pada acara ini Pimpinan Partai Politik, Ketua dan Anggota Majelis Syariah DPP PPP, Ketua dan Anggota Majelis Pertimbangan PPP, Ketua dan Anggota Majelis Pakar DPP PPP, Ketua dan Anggota Mahkamah Partai DPP PPP, Para Wakil Ketua Umum dan Sekjen PPP, Pengurus Harian DPP PPP, Pimpinan dan Anggota Badan DPP PPP, DPW PPP Provinsi DKI Jakarta, ketua dan DPC PPP se-DKI Jakarta, serta kader dan simpatiaamsan PPP.
"Di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi krisis ekonomi dan kegaduhan politik yang ditandai keterbelahan parpol, termasuk PPP. PPP memilih tetap eksis dan lantang bersuara tanpa kehilangan pijakan kebenaran," ujar Djan Faridz, di kantor DPP PPP, Jakarta, Minggu (16/8).
"Tim ekonomi yang gagal merumuskan proyek percepatan pembangunan termasuk merespon gejolak ekonomi luar negeri yang mempengaruhi transaksi ekonomi termasuk nilai tukar rupiah atas dollar," jelasnya, mencermati kondisi ekonomi sekarang.
Menurutnya hal penting yang belum termanage oleh pemerintah saat ini adalah program Direct Investment dan Public Private Partnership yang sebenarnya mensuport program ekonomi hingga level ekonomi paljng mendasar.
"Bangsa Indonesia perlu membangun kesadaran tentang Kemerdekaan Ekonomi, berani berdikari. " tegasnya lagi, dengan mengambil contoh seperti Bung Karno yang berdikari (berdiri di kaki sendiri) atau seperti Mahatma Gandhi dengan gerakan Swadeshi.
"70 tahun merdeka. Mampukah kita, khususnya generasi saat ini merumuskan dan mendirikan pilar-pilar bagi kebangkitan bangsa selanjutnya. Seperti janji Kemerdekaan "raison d'etre" kita membentuk negara-bangsa bernama Indonesia kian dekat tergapai. Inilah tantangan bangsa sekarang, mendorong bangsa Indonesia Peduli !," tegasnya, dalam acara Kenduri Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Ke-70 dengan penuh semangat.
Djan Faridz juga mengatakan, kemerdekaan Indonesia semakin jauh dari harapan. Kemunduran tersebut, kata Djan, cukup signifikan dibanding periode sebelumnya.
"Kami meresahkan adanya ketersudutan umat Islam di Indonesia," ujar Djan.
Menurut Djan, banyak ide-ide dari masyarakat Islam yang tidak digubris. Terutama saat umat Islam memberikan masukan kepada pemerintah untuk menyetarakan Islam. "Termasuk membaca Alquran dengan gaya macam-macam. Mudah-mudahan tidak berlanjut lagi," ucapnya.
Ketum PPP menegaskan, PPP akan memperjuangkan agar Islam dapat memiliki porsi yang lebih baik dan lebih besar dalam rangka mengisi kemerdekaan Indonesia. Djan juga menyampaikan, PPP merupakan pelopor dalam mengadakan kenduri kemerdekaan yang merupakan malam renungan menjelang hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada Senin (17/8).
"Acara renungan seperti ini selama ini tidak pernah dikerjakan Parpol lain. Kami ingin memberi contoh ke Parpol lain untuk tidak hanya mengurus urusan politik," kata Djan.
Ia berharap agar semua Parpol dapat meniru yang dilakukan PPP membuat acara syukuran kemerdekaan Indonesia.(ROL/bh/mnd) |