Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Dewan Riset Nasional
DRN: Otak Kuroptor Normal Tapi Tidak Sehat
Monday 21 May 2012 23:22:22
 

Dewan Riset Nasional (DRN) web, Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), Prof. DR. Ir. Andrianto Handojo, sebelah kiri background merah (Foto: drn.go.id)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), Prof. DR. Ir. Andrianto Handojo dalam sambutannya di pembukaan workshop bertajuk 'Membangun Bangsa Berkarakter Unggul dan Bermoral: Tinjauan Aspek Kesehatan Otak dan Sosial Humaniora' mengatakan, rasa empati dan kasih sayang seolah telah hilang dari karakter manusia Indonesia yang terkenal halus budi.

Andrianto dan sejumlah pakar dari Dewan Riset Daerah (DRD), kalangan perguruan tinggi, budayawan, pengamat lingkungan serta pengamat sosial berkumpul bersama membahas otak manusia dan dalam membangun karakter bangsa ini.
"Mengapa itu semua terjadi?, kami menganggap ada yang salah dengan otak masing-masing kita. Dan itu perlu dikaji lebih jauh dalam sebuah riset," kata Andrianto, di Jakarta, Senin (21/5).

Fungsi otak manusia terbagi tiga. Pertama untuk berpikir realistis, kemudian intuitif dan terakhir, spiritual. Kasus dan prilaku koruptor, menurut penilaian sementara para ahli, masuk kategori otak yang normal tapi tidak sehat.

"Artinya, secara fisiologis otaknya normal dan tidak ada gangguan molekul, sel atau jaringan. Akan tetapi, cara berpikir dan berperilaku telah menyimpang dari norma dan kebenaran," kata Andrianto yang juga guru besar ITB.

Hal senada disampaikan Menteri Ristek, Gusti Muhammad Hatta. Menurutnya, guna membangun karakter yang unggul, aspek kesehatan otak dan sosial humaniora harus seimbang. Ketika bagian otak yang mengatur sosialisasi makin berkembang, maka seseorang makin tidak canggung menghadapi berbagai problematika hidup.

"Guna memperoleh karakter bangsa Indonesia yang unggul dan bermoral harus dengan meningkatkan kualitas otak manusia Indonesia. Upaya ini menjadi fokus Kementerian Ristek dalam kegiatan riset kesehatan bidang gizi, pengendalian penyakit, pengembangan obat dan alat kesehatan," kata Gusti.

Dia menyambut baik riset DRN terkait kesehatan otak. Hal itu sekaligus sebagai rangkaian momentum dasawarsa otak sehat tahun 2012-2021. (Bhc/boy)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

 

ads2

  Berita Terkini
 
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2