JAKARTA, Berita HUKUM - Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, mempunyai tanggung jawab lebih besar dalam menanggulangi banjir di DKI Jakarta. Sehingga, masalah banjir di ibu kota, tidak bisa hanya dibebankan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Karena Jokowi yang berjanji penanganan banjir ini lebih mudah kalau sudah jadi presiden," kata Novel di Balai Kota DKI, Selasa (14/1).
Ia menuturkan Jokowi telah dua tahun menjabat gubernur DKI, dan lima tahun menjadi presiden. Jadi, semestinya Jokowi sudah punya waktu selama tujuh tahun untuk membantu menanggulangi banjir di ibu kota.
"Sedangkan Anies dia baru dua tahun, siapa yang paling bertanggung jawab atas banjir ini? Yang paling bertanggungjawab justru harusnya pimpinan tertinggi negara ini," ujarnya. " Itu yang seharusnya mereka sadari."
Novel dan massa pendukung Gubernur DKI Jakarta membanjiri kawasan Balai Kota DKI, Selasa kemarin. Mereka datang untuk mengawal dan menjaga unjuk rasa massa Jakarta Bergerak Rakyat Bersatu yang meminta Anies turun karena tidak becus menangani banjir di ibu kota.
Massa yang kontra terhadap Anies awalnya sempat berunjuk rasa di depan Balai Kota. Namun, kedatangan mereka mendapatkan reaksi dari pendukung Anies yang berada di dalam Balai Kota DKI.
Ratusan pendukung Anies sempat keluar dari area Balai Kota DKI, tapi polisi meminta mereka masuk kembali ke dalam untuk menghindari terjadinya bentrokan dengan massa yang kontra.
Novel yang juga menjadi Wakil Ketua Gerakan Pemuda Muslim Indonesia itu mengatakan massa pendukung Anies memang diredam agar tidak keluar area Balai Kota DKI. Sehingga, pihaknya menyelenggarakan Maulid Nabi untuk mengalihkan massa pendukung agar tidak bertemu dengan kelompok lain yang kontra Anies Baswedan.
Diketahui, Hujan yang mengguyur Jakarta pada 1 Januari 2020 kemarin ternyata memecahkan rekor dalam seperempat abad terakhir. Curah hujan tahun baru kemarin adalah yang tertinggi sejak 1996.
Banjir dan tanah longsor yang melanda sebagian wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) pada awal 1 Januari 2020 lalu.
Di Banten, sebanyak 1.649 rumah warga yang berada di tepi aliran sungai hanyut akibat banjir bandang yang melanda 6 wilayah kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten pada Rabu (1/1) lalu tersebut.(tempo/bh/sya) |