Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Pangan
Dirjen Tanaman Pangan: Produksi Beras 2015 Diperkirakan Meningkat 4.704 Juta Ton atau 6,64 Persen
Saturday 24 Oct 2015 13:19:10
 

Ir. Hasil Sembiring, Direktur Jenderal Tanaman Pangan.(Foto: BH/mnd)
 
Berita HUKUM - Berdasarkan hasil laporan yang diperoleh, berdasarkan data dari Dirjen Tanaman Pangan Ir. Hasil Sembiring sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan saat jumpa pers di Gedung Dirjen Tanaman Pangan, beliau menyampaikan bahwa, dimana produksi Padi tahun 2015 diperkirakan meningkat sebesar 75.551 juta ton GKG, dan atau setara 43,940 juta ton beras, meningkat sebesar 4.704 juta ton (6,64%) dibanding dengan tahun 2014 yang hanya 70.846 juta ton GKG.

Peningkatan Padi tersebut terjadi karena peningkatan luas panen seluas 512.057 ha atau (3,71%) dan produktivitas sebesar 1,45 ku/ha atau (2,82%) dibanding tahun 2014.

Direktorat Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian pada hari, Jum'at (23/10) melangsungkan acara konferensi pers terkait perihal produksi Padi, Jagung dan Kedelai di ruang rapat P2BN, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Adapun yang hadir saat jumpa pers selain Dirjen Tanaman Pangan Ir. Hasil Sembiring, turut pula mendampingi beliau beberapa Direktur sub. Bidang terkait yang berhubungan dengan pangan (Padi, Jagung, dan Kedelai), seperti Direktur Benih, Kasubid Jagung Direktur Lingkungan, Direktur Pangan, Direktur Kacang dan Ubi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Panen, Kepala Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Benih, serta Kasubit Padi.

Dimana perlu digarisbawahi, Peningkatan produksi dari luar P. Jawa mendominasi peningkatan produksi sebesar 2,87 juta GKG (8,42%), sedangkan dari P.Jawa hanya 1,87 juta ton GKG (4,98%), Namun kontribusi produksi dari pulau Jawa masih dominan, yakni sebesar 50,95%.

Perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sejumlah 255,462 juta jiwa (menurut data BPS), dengan tingkat konsumsi beras per kapita pertahun sebesar 124,89 kg, ditambah kebutuhan lainnya (industri dan tercecer), maka dalam tahun 2015 diperlukan beras sebesar 33,368 juta ton, hingga masih Surplus sebesar 10,572 ton.

Kemudian, "pada tanggal 2 November 2015 nanti BPS akan menyampaikan ARAM II, yang merupakan angka realisasi periode bulan Mei - Agustus 2015, sedangkan perolehan produksi periode bulan September - Desember masih merupakan angka prakiraan," kata Ir. Hasil Sembiring, Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

Selanjutnya, mengenai produksi jagung tahun ini, menurut data Dirjen Tanaman Pangan dari ARAM sebesar 20,6 juta ton untuk pipilan kering dan masih dikatakan surplus sekitar 1,17 juta ton pipilan kering, dikarenakan kebutuhan jagung sebesar 19,43 juta ton. Hingga saat ini, Indonesia justru tidak perlu untuk melakukan impor. Maka dalam hal ini, Kebijakan pengendalian impor dimaksudkan untuk memperbaiki pola impor yang selama ini tidak respek pada pola Produksi.

Dari data bulan Maret 2014 hingga Juni 2014 yang menunjukkan volume impor bulanan relatif tetap. "Bahkan pada puncak panen raya nanti selalu melemah dan naik lagi (Februari-Maret-April) pada periode sesudahnya."

Sedangkan, untuk saat ini harga jagung per bulan September 2015 senilai Rp.3.430 / kg, sedang pada periode yang sama pada tahun 2014 harga jagung mencapai Rp. 3.576 / kg. Dari harga senilai Rp. 3.430 / kg, Petani telah memperoleh harga yang baik.

Sebenarnya harga jagung akhir-akhir ini tinggi, bahkan harganya hampir sama dengan tahun lalu. Dimana harga dari daerah ke daerah bervariasi, sementara di Banten harga lebih tinggi daripada tempat lain. "Hal ini tidak semata-mata karena produksi yang turun. Di Banten khususnya, memang kurang. Ada 10 provinsi penghasil jagung kita fokuskan, dan arah kami agar jagung masuk ke dalam industri pakan,” ujar Ir. Hasil Sembiring, Direktur Jenderal Tanaman Pangan saat jumpa pers di Gedung Dirjen Tanaman Pangan, Jumat (23/10).

Pemerintah saat ini berupaya menyiasati kenaikan tersebut dengan pengendalian impor agar harga jagung turun serta menetapkan program satu juta hektar. Program tersebut paling banyak di Sumatra Selatan, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

“Mengenai kebijakan impor pada intinya kita ingin kendalikan. Ketika produksi di dalam negeri banyak. Program satu juta hektar, 940 ribu hektar sudah direalisasikan uangnya. Yang sudah panen 150 ribu hektar, sisanya masih menunggu hujan. Benih sudah di petani, siap untuk tanam,” lanjutnya.

Pangan lainnya, selain Padi dan Jagung adalah Kedelai. Di sisi lain tersebut, kedelai yang sesuai dengan ARAM I tahun 2015 sebesar 9.98.866 ton, dari angka sasaran produksi sebesar 1,2 juta ton. Dengan luas tanam seluas 640.351 ha dari sasaran areal sebesar 774.250 ha, serta produktivitas sebesar 15,6 ku/ha.

Dibandingkan dengan ATAP 2014, perolehan produksi di tahun 2015 meningkat sebesar 43.869 ton (4,59%) luas panen meningkat 24.666 ha (4,01%) dan produktivitas meningkat 0,9 ku/ha (0,58%).

Hampir sama dengan Padi, dalam rangka meningkatkan produksi kedelai sebenarnya sangat tinggi.
Namun pencapaiannya belum maksimal, hal ini terkendala dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut:

Pertama (1), Untuk harga jual Kedelai yang ada di berbagai daerah masih di bawah HBP, yakni sebesar Rp. 7.700 yaitu sekitar Rp. 6.000/kg.

Kedua (2), adanya kedelai import yang harganya lebih rendah HBP ,hingga petani tidak berminat menanam kedelai. Selanjutnya yang,

Ketiga (3), Teknik budidaya kedelai masih belum bersifat tradisional dan Kedelai merupakan tanaman sub tropis. Dan yang terakhir dilihat dari faktor minat perusahaan asing (Multinational Company) kurang berbeda dengan tanaman Padi dan Jagung, dimana MNC banyak melakukan investasi.(bh/mnd)



 
   Berita Terkait > Pangan
 
  Aparat Penegak Hukum Didesak Turun Tangan Investigasi Kasus Mafia Pangan
  Ansy Lema: Bapanas Harus Bereskan Carut-Marut Pangan Nasional
  Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Pemerintah Diminta Lebih Waspada
  Pemerintah Diminta Antisipasi Ancaman Krisis Pangan
  Harga Pangan Belum Stabil, Andi Akmal Pasluddin Tegaskan Pemerintah Segera Kerja Optimal
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2