Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Pemilu    
Fadel Muhammad
Fadel Muhammad Saingi Popularitas Fauzi Bowo
 

Pasangan bakal calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta Faisal Basri dan Biem Benyamin menco
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Fadel Muhammad tiba-tiba muncul mengejutkan. Namanya langsung menyaingi tingkat popularitas dan kesukaan publik terhadap Gubenur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Tingkat popularitas Fadel sebesar 61 persen dengan tingkat kesukaan 33,38 persen. Sementara Fauzi Bowo masih tinggi, yakni dengan popularitas 93,14 persen dengan tingkat kesukaan 51,52 persen.

Setelah itu, menyusul Wakil Gubernur DKI Prijanto dengan tingkat popularitas 57,90 persen dan tingkat kesukaan 35,52 persen. Demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) terhadap sejumlah nama bakal calon gubernur menjelang Pemulilada 2012 nanti.

"Nama-nama lain yang banyak digadang-gadang di tengah masyarakat, seperti Jokowi tidak kami survei. Sebab, setelah kami konfirmasi untuk dilakukan survei, yang bersangkutan memang menyatakan tidak berniat untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI," kata Direktur Puskaptis Husen Yazid di Jakarta, Kamis (2/2).

Menurut dia, jajak pendapat ini dilakukan pada 26 Desember 2011 hingga 10 Januari 2012 lalu. Survei ini melibatkan 1.250 responden tersebar di seluruh Jakarta dengan teknik metode survei menggunakan multistage random sampling. “Kemungkinan juga kami akan melakukan survei serupa menjelang pelaksanaan pemilukada, agar lebih akuran,” ujarnya.

Selain ketiga kandidat tersebut, masih kata Husen, muncul pula nama seperti pengamat ekonomi Faisal Basri, mantan Danpuspom TNI Mayjen TNI (Purn) Hendardji Supandji, Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Mayjen TNI (Purn) Nachrowi Ramli dan Mantan Komandan Paspampres era Presiden Megawati Soekarnoputri, Letjen TNI Marinir (Purn) Nono Sampono.

Sedangkan untuk nama-nama bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, urutan pertama ada Tantowi Yahya dengan tingkat popularitas dan kesukaan masing-masing 67,38 persen dan 38,97 persen. Diikuti Triwisaksana 36,93 persen dan 24,31 persen. Disusul nama-nama seperti Lulung Lunggana, Wanda Hamidah, Boy Sadikin, Prya Ramadhani, Slamet Nurdin dan Biem Benyamin.

"Survei ini juga mengungkapkan bahwa masyarakat Jakarta mengharapkan munculnya pemimpin yang berkualitas itu dengan didasari kompetensi, integritas, jujur, teruji, berpengalaman, latar belakang calon, dan memiliki track record yang baik," ucapnya.

Selain figur, ada empat faktor yang menurut Husen harus diperhatikan oleh cagub dan cawagub serta timnya dalam melakukan sosialisasi untuk menarik perhatian rakyat. Pertama, seorang calon harus memiliki tim sukses yang kuat, solid, dan berpengalaman. Kedua, mesin politik untuk memobilisasi dukungan. Ketiga, jaringan untuk menggerakkan mesin politik. Dan keempat, dukungan logistik, tidak akan maksimal perjuangan para calon tanpa dukungan logistik yang memadai.

Biaya Publikasi
Husen Yazid juga mengungkapkan, bagi Cagub DKI yang hendak dicalonkan parpol harus mencapai popularitas sekitar 60 persen hingga 65 persen. Khusus untuk biaya publikasi, biaya yang harus disiapkan calon sebesar Rp 75 miliar hingga Rp 100 miliar, belum termasuk masa kampanye. "Parpol tidak akan mengusung calon tersebut kalau popularitasnya tak sampai 60 atau 65 persen. Pencitraan yang paling efektif itu lewat media televisi," ujarnya.

Saat ditanya berapa kira-kira dana untuk 'mahar politik' yang harus disetor calon ke parpol yang mengusungnya, Husin mengaku tak mensurvei hal tersebut. "Pencitraan paling efektif untuk menjadi Cagub DKI adalah melalui televisi, yakni sebesar 58 persen. Pencitraan efektif kedua, lewat baliho sebesar 24 persen, koran 18 persen, kemudian radio dan media online sebesar empat persen," ucapnya.

Sedangkan khusus untuk media online, Husin menjelaskan paling efektif melalui situs jejaring sosial seperti facebook. "Jejaring sosial yang paling efektif untuk pencitraan Cagub DKI adalah facebook. Twitter masih kalah," imbuhnya.

Ditambahkannya, saat ini pencitraan melalui televisi belum dilakukan oleh para Cagub DKI. Diperkirakan, pencitraan melalui televisi itu menghabiskan dana sekitar Rp 50 miliar. Tapi harus diingat bahwa sebagaiincumbent, posisi Fauzi Bowo belum bisa digeser oleh calon gubernur DKI Jakarta yang lain. Namun Fauzi Bowo nampknya harus tetap waspada, sebab mulai dibayangi-bayangi kandidat lain yang cukup potensial dan memiliki dana yang juga besar.(dbs/irw)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2