PARIS, Berita HUKUM - Dua perusahaan pembuat pesawat terbesar dunia, Airbus dan Boeing, mengakhiri hari pertama Paris Air Show dengan memperoleh 200 pesanan pesawat. Sebanyak 90 unit dari jumlah tersebut dipesan maskapai Garuda Indonesia. Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Arif Wibowo, mengatakan perusahaan yang dia pimpin memesan pesawat jarak dekat dan jauh, termasuk 30 pesawat Boeing 787 Dreamliner.
Tujuan pemesanan itu, menurutnya, merupakan bagian dari strategi bisnis Garuda untuk mengembangkan rute domestik dan internasional, termasuk penerbangan ke AS.
“Kami berfokus pada pesawat udara yang efisien yang bisa mendukung bisnis kami ke depannya,” katanya sebagaimana dikutip BBC.
Nilai pemesanan Garuda Indonesia untuk 60 pesawat Boeing dan 30 pesawat Airbus mencapai US$20 miliar atau setara dengan Rp266,3 triliun.
Dengan antrean pesanan sekitar 12.000 unit bagi Airbus dan Boeing, kemungkinan Garuda baru akan menerima pesawat pesanannya pada 2020 mendatang.
Arab Saudi
Selain dari Indonesia, negara lain yang memesan pesawat pada hari pertama Paris Air Show ialah Arab Saudi.
Negara tersebut tertarik dengan model pesawat terbaru Airbus, yaitu A330-300 Regional. Jet berbadan lebar ini – yang biasanya digunakan untuk penerbangan jarak jauh – telah dioptimalkan untuk rute lebih pendek.
Arab Saudi memesan 20 unit pesawat tersebut sebagai bagian dari kesepakatan pesanan 50 jet.
John Leahy, pemimpin departemen maskapai komersial di Airbus, mengatakan sejumlah maskapai penerbangan asal Cina juga tampak berminat pada pesawat A330 yang baru. Terdapat “peluang pasar yang signifikan,” katanya.
Airbus mengatakan mereka telah menerima pesanan dan komitmen untuk 146 unit pesawat dengan harga total sebanyak US$24,58 miliar (Rp327,3 triliun).
Maskapai Qatar Airways juga melanjutkan perkembangannya yang pesat dengan mengumumkan pembelian 14 pesawat penumpang Boeing 777 dan jet kargo seharga US$4,8 miliar (Rp64,06 triliun).
Maskapai itu adalah pelanggan besar Boeing dan Airbus.(BBC/bh/sya) |