Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Cyber
Gedung Putih Minta China Stop Aksi Spionase Online
Wednesday 13 Mar 2013 09:41:20
 

Ilustrasi.(Foto: Ist)
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Pihak Gedung Putih Amerika Serikat (AS) memperingatkan China agar mengakhiri aksi mata-mata cyber terhadap perusahaan AS. Disebutkan juru bicara Gedung Putih, aktivitas ini mengancam hubungan kedua negara.

"Sejumlah perusahaan AS semakin mengeluhkan properti intelektual mereka dicuri melalui serangan yang 'diduga' berasal dari China pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Tom Donilon selaku penasehat keamanan nasional Presiden AS.

"Masyarakat internasional tidak akan menolerir aktivitas semacam itu dari negara manapun. Seperti yang pernah dikatakan Presiden, kami akan mengambil langkah apapun untuk melindungi ekonomi kami melawan ancaman cyber," jelasnya seperti dikutip dari Cnet, Rabu (13/3).

Pernyataan Donilon datang mengomentari laporan mengenai peningkatan signifikan serangan cyber yang menyasar perusahaan, lembaga pemerintahan dan dan organisasi di AS. Hasil penelusuran firma keamanan AS Mandiant menyebutkan, serangan tersebut berasal dari China.

Lebih lanjut, Mandiant merilis laporan setebal 60 halaman. Isinya menerangkan bahwa serangan yang dialami perusahaan AS tersebut bermuara pada jaringan spesifik di Shanghai. Beberapa di antaranya bahkan mengarah pada markas salah satu kelompok militer rahasia China.

Sebelumnya pemerintah China sudah merespons tudingan ini. Satu hari setelah dugaan diarahkan ke China terkait aksi hacking yang menimpa sejumlah perusahaan AS, juru bicara Departemen Pertahanan China mengeluarkan bantahan dan mengatakan laporan firma keamanan cyber Mandiant salah besar.

"Militer China memerintahkan untuk tidak mendukung aktivitas hacking apapun. Klaim yang disebutkan Mandiant bahwa militer China menjadi dalang spionase internet tidak punya bukti kuat," tegasnya.

Seperti diketahui, beberapa minggu lalu marak laporan memberitakan aksi hacking yang menimpa sejumlah perusahaan AS. Di antaranya adalah perusahaan besar seperti Apple, Facebook, The New York Times, The Wall Street Journal, The Washington Post dan Departemen Energi AS.(cnt/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Cyber
 
  Tifatul Ajak Bangun Manado Sebagai Kota Cyber
  AS Dituduh Menyerang Situs Pemerintah Korut
  Gedung Putih Minta China Stop Aksi Spionase Online
  miniDuke, Program Mata-Mata yang Menyerang Sejumlah Negara
  Cikal Bakal Virus Nuklir Stuxnet Mulai Terkuak
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2