Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Gempa
Gempa Mematikan 7,8 SR di Turki dan Suriah, Total Korban Meninggal Sedikitnya 3.500 Orang
2023-02-07 11:33:16
 

 
TURKI, Berita HUKUM - Operasi penyelamatan tengah berlangsung di wilayah Turki selatan dan Suriah utara menyusul gempa dahsyat yang telah menyebabkan sedikitnya 3.500 orang meninggal dunia.

Gempa mematikan berkekuatan 7,8 melanda wilayah di dekat Kota Gaziantep, Turki, pada Senin dini hari ketika kebanyakan orang sedang tidur

Lalu, terjadi getaran selanjutnya yang berkekuatan 7,5 yang terjadi sekitar pukul 13:30 waktu setempat, yang menurut para pejabat "bukan gempa susulan".

Badan penanggulangan bencana mengatakan lebih dari 2.300 orang meninggal di Turki saja setelah gempa pertama, dan lebih dari 14.000 terluka.

Dan, lebih dari 1.400 orang dilaporkan meninggal di Suriah akibat gempa tersebut.

Tim penyelamat saat ini berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan, setelah ribuan bangunan runtuh di dua negara tersebut.

Negara-negara, termasuk AS dan Korea Selatan, mengirimkan bantuan setelah Turki mengeluarkan permintaan bantuan internasional.

Jumlah korban meninggal terus bertambah
Dalam perkembangan terbaru, jumlah korban meninggal dunia setelah dua gempa berkekuatan besar mengguncang Turki dan Suriah yang terkonfirmasi sebanyak 2.300 orang.

Badan penanggulangan bencana Turki memperbarui jumlah korban meninggal akibat gempa pada Senin pagi menjadi 1.498 orang.

Sementara itu di Suriah, angka kematian kini 810, menurut kantor berita AFP, yang menggabungkan laporan dari otoritas di area-area yang dikontrol pemerintah dan lembaga White Helmets di wilayah di bawah pemberontak.

Digabungkan, angka kematian di dua negara mencapai lebih dari 2.300 orang.

Informasi masih terus diperbarui untuk mengetahui dampak dari gempa kedua yang menghantam Provinsi Kahramanmaras di Turki, yang terjadi beberapa jam setelah gempa pertama di Gaziantep, sekitar 128km jauhnya.

Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.

Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki menyatakan gempa ini "bukanlah gempa susulan" dan "berbeda" dengan gempa pagi tadi.

Setidaknya 70 orang telah meninggal dunia di Kahramanmaras setelah gempa pertama.

Cuaca buruk dapat menghambat usaha penyelamatan
Seorang perempuan tua menangis dan meratap dengan bahasa Kurdi, menanti kabar dari adik ipar dan keponakannya yang terjebak di bawah reruntuhan.

Tetangga-tetangganya datang menghampiri, mencoba menenangkannya.

"Mereka baru saja menyelamatkan seseorang beberapa menit lalu, mereka akan menyelamatkan keluargamu juga," kata mereka.

Harapannya menipis, apalagi keluarganya tinggal di lantai dasar bangunan 12 lantai.

"Mereka semua di lantai dasar, tidur, saya tidak tahu apa ada yang bisa mencapai mereka... dan sekarang sangat dingin, anak-anak saya akan membeku di bawah reruntuhan," kata dia.

Cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir - juga di sebagian besar lokasi terdampak gempa.

Warga yang meninggalkan rumah mereka dengan terburu-buru pada dini hari ketika gempa pertama menyerang, takut kembali ke kediamannya untuk sekadar mengambil jaket atau sepatu.

Di Malatya, Ozgul Konacki meninggalkan gedung tempat tinggalnya bersama keluarganya dan menyaksikan lima bangunan di dekat tempat tinggalnya telah runtuh. Banyak tetangganya terperangkap di bawah reruntuhan.

"Mereka masih mencoba menyelamatkan para korban, tapi sekarang sangat dingin dan bersalju. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, jadi kami hanya bisa menunggu," kata dia.

"Beberapa orang ingin kembali ke rumah karena terlalu dingin, tapi kemudian ada gempa susulan dan mereka ke luar lagi."

Dia menambahkan, "Kami hanya ingin mengambil pakaian hangat untuk anak-anak."

Prakiraan cuaca menyebut usaha penyelamatan beberapa hari ke depan mungkin terkendala cuaca buruk di sejumlah area terdampak.

Di Turki, area di sekitar lokasi gempa pertama diperkirakan akan hujan lebat, sementara suhu akan turun hingga 3-4C di siang hari dan di bawah 0C di malam hari.

Salju setebal 3-5cm diperkirakan akan turun, sementara di bagian utara Turki, hujan salju akan lebih lebat.

Setidaknya 2.800 bangunan diperkirakan hancur karena gempa pertama pagi ini, yang berarti ribuan orang tidak akan punya tempat berlindung.

Bagaimana keadaan di Suriah?

Sejumlah video dan foto bermunculan, menunjukkan kerusakan parah yang terjadi di negara ini.

Dalam satu video yang telah diverifikasi oleh BBC, di Aleppo yang terletak di barat laut, warga berlarian dan berteriak ketika sebuah bangunan runtuh menjadi debu raksasa.

Sejumlah area yang terdampak parah oleh gempa tidak berada di bawah kendali pemerintah, sehingga akses untuk perawatan medis dan perlengkapan gawat darurat terbatas.

White Helmets, organisasi kemanusiaan yang berkerja di daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemberontak di Suriah, telah meminta pertolongan kepada dunia.

Para pemimpin dunia tawarkan bantuan

Pemimpin-pemimpin negara di seluruh dunia menawarkan dukungan untuk membantu usaha penyelamatan di Turki dan Suriah.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyatakan, "Doa saya bersama warga Turki dan Suriah pagi ini, terutama untuk pasukan penyelamat yang bekerja dengan berani untuk menyelamatkan mereka yang terperangkap. Inggris siap membantu dengan cara apapun yang kami bisa."

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gambar-gambar dari kedua negara "mengerikan" dan menyatakan Prancis "siap menyediakan bantuan darurat", sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz berkata negaranya berduka dan "tentu saja akan mengirim bantuan".

Pemerintah India mengatakan 100 personel tanggap bencana dan pasukan anjing yang telah dilatih khusus siap diterbangkan ke area-area terdampak.

Dari Indonesia, Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita dan doa untuk warga Turki dan Suriah. "Indonesia berdiri dalam solidaritas dengan orang-orang Turki dan Suriah," ujarnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah.

Kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dia berkata: "Kami mendoakan mereka yang terluka cepat pulih dan kami siap memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak bencana," seperti diberitakan oleh AFP.

Sementara kepada Presidan Turki Recep Tayyip Erdogan, Putin memintanya "menyampaikan simpati dan dukungan" kepada keluarga korban, dan Rusia "siap memberikan bantuan yang dibutuhkan".

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berkata telah berkoordinasi dengan Presiden Erdogan untuk "memobilisasi dukungan".

Gempa dengan kekuatan 7,8 magnitude terjadi pada Senin pagi waktu setempat ketika banyak orang masih tidur. Setelah itu, belasan gempa susulan masih dirasakan warga selama berjam-jam.

Regu penyelamat kini masih melakukan tindakan pencarian dan penyelamatan orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan setelah ratusan gedung hancur di kedua negara.

Turki mendeklarasikan keadaan darurat negara di provinsi-provinsi yang terdampak dan meminta warga untuk tidak menggunakan telepon seluler sehingga tim-tim penyelamat dapat berkoordinasi.

Jutaan orang di Turki, Suriah, Lebanon, Siprus, dan Israel dilaporkan merasakan getaran gempa - yang titik pusatnya berada di dekat Kota Gaziantep di Turki.

Getaran gempa terasa sampai ke ibu kota Ankara, dan kota lain di Turki, dan juga wilayah lainnya.

Banyak bangunan runtuh, dan dilaporkan orang-orang masih terjebak di dalamnya.

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleymon Soylu mengatakan 10 kota terdampak gempa: Gaziantep, Kahramanmaras, Hatay, Osmaniye, Adiyaman, Malatya, Sanliurfa, Adana, Diyarbakir dan Kilis.

Rushdi Abualouf, Produser BBC di Jalur Gaza, mengatakan gempa sekitar 45 detik mengguncang rumahnya.

Seismolog Turki memperkirakan kekuatan gempa mencapai 7,4 magnitudo.

Mereka mengatakan bahwa gempa kedua melanda wilayah tersebut hanya beberapa menit kemudian.

Turki terletak di salah satu zona jalur gempa paling aktif di dunia.

Pada 1999, lebih dari 17.000 orang tewas menyusul gempa kuat yang meluluhlantakkan bagian barat laut negara tersebut.

Di Diyarbakir timur laut Gaziantep, pencarian sedang dilakukan untuk orang-orang yang terjebak di bangunan yang rusak.(BBC/bh/sya)




 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Terdakwa Korupsi Kasus Timah Harvey Moeis Divonis Penjara Menjadi 20 Tahun

Investor Gugat PT Pilar Perkasa Manarasaud atas Dugaan Wanprestasi

Pemerintah Akui Kepengurusan Ikatan Notaris Indonesia Kubu Irfan Ardiansyah

Dasco Gerindra: Prabowo dan Megawati Tak Pernah Bermusuhan, Saya Saksinya

 

ads2

  Berita Terkini
 
Korupsi Dana Hibah KONI Samarinda Rp2,6 Milyar, DSB Mantan Sekretaris Resmi Ditahan

Terkait Korupsi Perusda BKS Kaltim, Rusmadi Wongso Diperiksa Kejati Kaltim

Komisi XII dan KLH Segel Proyek MNC Lido City yang Diduga Langgar AMDAL

Memakai Toga dan Duduk di Kantin PN Samarinda, Kamto Mengaku sebagai Pengacara

Terdakwa Korupsi Kasus Timah Harvey Moeis Divonis Penjara Menjadi 20 Tahun

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2