KENDARI, Berita HUKUM - Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Agung Sabar Santoso menegaskan kejadian ledakan granat dalam proses pelatihan Satpam di Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari adalah murni kecelakaan hingga mengakibatkan adanya korban jiwa.
Ledakan tersebut terjadi ketika satu dari dua instruktur yakni Brigadir Haidir yang merupakan salah satu anggota Gegana Brimob Polda Sultra, tengah memperkenalkan jenis-jenis bahan peledak dihadapan puluhan satpam UHO yang mengikuti pelatihan dasar Satpam, yang diselenggarakan atas kerjasama antara pihak UHO dan Polda Sultra selama 20 hari. Namun, kegiatan tersebut baru berjalan selama 10 hari.
Kepada grup kendarinews.com Kapolda mengungkapkan bahwa Brigadir Haidir bersama dengan Aiptu Safrudin adalah anggota yang memang sudah berpengalaman dalam penanganan dan penggunaan bahan peledak.
"Iya instrukturnya adalah anggota Brimob Gegana yang dalam tugas berpengalaman dalam penanganan bahan peledak. Ini semua kecelakaan, kita doakan semoga almarhum diterima disisi-Nya. Amin," kata Brigjen Pol Agung, Rabu (30/3).
Mengenai penggunaan bahan peledak, lanjut Agung, memang selama ini dalam proses pelatihan maupun simulasi pihaknya selalu menggunakan bahan peledak maupun senjata api yang asli. Namun, dalam proses pelatihan harus tetap didampingi oleh tim Gegana Brimob dari unit penjinak bom.
"Selama ini dalam latihan memang menggunakan bahan yang asli seperti senjata api dan bahan peledak dan pelatihnya harus dari Gegana Brimob unit Jibom," tambahnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto menambahkan, penyampaian materi yang dilakukan oleh instruktur adalah materi perkenalan senjata dan bahan peledak. "Senjata dan bahan peledak itu hanya diperkenalkan dengan menunjukkan barang yang asli kepada para peserta. Jadi, itu bukan pelatihan menggunakan senjata dan bahan peledak, tapi pelatihan perkenalan," papar mantan Kapolres Baubau ini.
Saat ini, pihaknya tengah mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan para saksi mata untuk mencari tahu apakah ada unsur kelalaian dalam proses pelatihan. "Masih didalami apakah ada unsur kelalaian atau tidak dalam proses pelatihan," tutupnya.
Untuk diketahui, atas kejadian naas ledakan granat pukul 15.30 WITA saat pelatihan bahan peledak (handak) di lingkungan Universitas Halu Oleo, Kendari, pada Selasa (29/3) tersebut mengakibatkan 4 orang meninggal dunia dan delapan diantaranya mengalami luka-luka serius dan kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.(hrm/kendaripos/bh/sya) |