BOGOR, Berita HUKUM – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta menyatakan dari sembilan kerangka penetapan kebijakan Ilmu dan Teknologi (Iptek) tingkat Asean telah diselesaikan tujuh kerangka kebijakan Iptek. Hal itu disampaikan Gusti usai membuka pertemuan informal setingkat kementerian Iptek se Asean yang ke 8 di Bogor, Senin (25/8).
Pertemuan informal itu merupakan isi rangkaian dari kegiatan Komite Asean untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (ASEAN COST ke 68) pada acara ASEAN Science and Technology Week ke 9 (9th ASTW) dimulai sejak 18 Agustus 2014, bertepatan pada HUT ASEAN.
Tujuh kerangka kebijakan Iptek lingkup Asean yang telah diselesaikan adalah : (1). Konggres Ilmu Pengetahuan, yang dihadiri 780 peserta dari 10 negara, (2). Kebijakan akan kerjasama pameran teknologi, (3). Asean Open Source Software, (4). Evaluasi tentang Sistem Peringatan Dini akan kegempaan, (5). Kebijakan akan skema tantangan dan kesempatan dalam menghadapi ekonomi pasar bebas Asean 2015, (6). Skema kerjasama akan ilmu Bibliometrics dan terakhir adalah skema kerjasama pengembangan riset Iptek antara Asean dan Eropa.
“ Akan formula kebijakan, tujuh dari sembilan sub kegiatan Iptek telah kami tetapkan. Hal ini dilakukan guna melanjutkan semangat kebersamaan anggota Asean menghadapi tantangan dan kesempatan pada era ekonomi pasar bebas Asean 2015. Khusus akan penetapan kebijakan tentang inovasi dan teknologi berdasarkan bagaimana ekonomi dunia bergerak dan bagaimana masyarakat dapat mendapatkan keuntungan dari penetapan kebijakan inovasi tersebut,” papar Gusti Hatta pada Berita Hukum.
Dihadapan puluhan delegasi yang hadir, mewakili Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Asean, Menristek turut menyampaikan apresiasinya kepada wakil dari China, India, Jepang dan Uni Eropa akan dukungan mereka dalam pendanaan kegiatan ASTW yang ke 9.
Delegasi yang hadir diantaranya Dr. Ewon Ebin, Menteri Ristek Malaysia, Dr. Tung Ciny, Sekretaris Menteri Industri dan Pariwisata Kamboja, Dr. Amelia Guevara, Wakil Menristek Philipina, Prof. Rajendran Tampuran, Direktur Ristek Singapura dan sejumlah delegasi dari Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, China serta India. (BH/mat)
|