JAKARTA, Berita HUKUM - Hamil di luar nikah merupakan masalah aib yang tidak asing lagi di masyarakat serta di dunia pendidikan akhir-akhir ini. Tidak sedikit siswi SMA dan SMP bahkan SD yang belum lulus, namun sudah hamil. Ironisnya, tak hanya pelajar, rupanya guru pun juga melakukan aksi bejatnya. Seperti yang terjadi di Bimba AIUEO Perumahan Vila Samudra Jaya (VSJ). Seorang Guru Bimba VSJ yang merangkap sebagai Kepala Tata Usaha (TU), digegerkan bunting. Buntutnya, minggat dari sekolah.
Sebut saja Guru An (31), wanita yang meneruskan karirnya sebagai Kepala Tata Usaha (TU) merangkap Guru Bimba VSJ, dihebohkan hamil. Kasus kehamilan itu terungkap dari pengakuan salah satu pengurus Bimba VSJ yang tidak lain adalah guru penggantinya bernama Ibu Ratih.
“Tau engga pak! Bu An itu bunting lho pak makanya dia enggak pernah datang lagi ke sekolah, bahkan handphonenya sudah tidak bisa dihubungi,” celetuk Ratih kepada wartawan saat konfirmasi terkait pemukulan terhadap murid Bimba seperti diberitakan beberapa waktu lalu.
Kepergian An, pengurus Bimba VSJ itu menyebabkan, lanjut Ratih, Bimba VSJ belakangan ini tidak terurus. “Semenjak ketidakhadiran Bu An, jadwal kegiatan belajar mengajar pun berantakan, sehingga proses kegiatan belajar mengajar pun jadi terganggu,” celoteh Ratih kesal pada teman seprofesinya itu.
Pengakuan Ratih atas kehamilan Guru An tersebut sontak mengundang kaget oleh sejumlah orang tua murid. Karena selama ini Guru An itu dinilai wanita yang berakhlak dan budi pekerti baik, santun dan ramah terhadap warga setempat terutama pada sejumlah orangtua murid.
Loyalitas terhadap tempat dia mengajar tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai mascot di tempat dia mengajar. Dibanding guru yang lain, cuman satu-satunya guru yang paling berkualitas dalam hal ini menerapkan cara dan metode pengajarannya, sehingga hampir semua murid sangat menyukainya. Dia dikenal dekat dengan sejumlah orangtua murid, supel dan mampu berkomunikasi dengan baik.
“Saya tidak percaya kalo Ibu An itu hamil. Mungkin ada dari salah satu pengurus bimba yang tidak suka padanya, sehingga menyebarkan desas desus seperti itu,” ujar Ny. Sumiyati, yang mengaku prihatin atas nasib yang menimpa Guru An.
Terkait dengan kasus kehamilan guru Bimba tersebut, HR Legal Management Pusat Pengembangan Minat Belajar Anak Bimba AIUEO, Ahmad Taufan Zulindra, SH, MM, menolak ketika dikonfirmasi, Jumat (31/10).
“Untuk kasus hamil saya tidak mau memberikan komentar, pak,” ucapnya singkat kepada wartawan BeritaHUKUM di humas Kantor Walikota Jakarta Utara.(bhc/hsn) |