ACEH, Berita HUKUM - Tenaga pendidik Kota Langsa peringati Hari Guru Nasional (HGN) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 69 pada, Rabu (10/12) di halaman Pendopo Wali Kota setempat. Bertindak sebagai pembina upacara wakil Wali kota Drs. Marzuki Hamid, MM.
Dalam pidatonya Menteri Pendidikan yang dibacakan Marzuki Hamid menyebutkan, “Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan, guru telah mewakili kita semua menyiapkan masa depan bangsa Indonesia'.
Mewakili seluruh bangsa hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggaris bawahi bahwa, persiapan masa depan bangsa dan negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru,” jelasnya.
Marzuki Hamid berpesan, “Teruslah hadir membawa senyum, berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak bangsa ini dengan kasih sayang, hadirlah dengan hati dan sepenuh hati. Kita semua sadar bahwa pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk kita dapat memajukan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan, jika manusianya terkembangkan dan terbangunkan,' ujarnya.
"Kualitas manusia adalah hulunya, kemajuan dan pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas manusia," tegas Marzuki Hamid.
Sementara Ketua PGRI Kota Langsa Sopian, Spd di dampingi ketua Panitia HGN dan HUT PGRI ke 69 Eddy Khalil, S.Pd, M.Pd pada awak media menyebutkan, “Pendidikan di Kota Langsa harus di nomor satukan setelah menjalani berbagai macam konflik di Aceh, dimana Kota Langsa juga mengalami imbas dari semua hal itu, termasuk sekolah yang berada di pesisir pantai seperti SD dan SMP Negeri Teulaga Tujuh Pusong Langsa harus mendapat perhatian serius pemerintah, dengan mengedepankan kearifan lokal budaya setempat juga untuk memperhatikan putra daerah yang siap mendidik anak-anak di seberang pulau terpencil, seperti halnya mengangkat para tenaga bhakti menjadi tenaga honor daerah, yang merupakan penduduk asli Gampong tersebut," ungkapnya.
"Pendidikan itu seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Negara harus memprioritaskan anggaran yang besar terhadap pendidikan sebesar 20 persen dari APBN dan APBK daerah, tidak ada kecuali Kota Langsa semua daerah di Indonesia harus sama," sebutnya menambahkan.
Dengan demikian, pendidikan menjadi jalan utama untuk Revolusi Mental yang sesui dengan tema HGN dan HUT PGRI 69 Kota Langsa yakni, “Guru Kunci Revolusi Mental”. Oleh karena itu, guru harus dimuliakan jati diri dan peran sertanya.
Lebih lanjut Edi Khalil menambahkan, untuk Kementerian Agama, sekolah-sekolah swasta kecil juga harus diperhatikan serius, termasuk guru honorer. Karena, masih banyak guru honorer yang digaji Rp200 ribu sampai Rp300 ribu perbulan, serta di harapkan bisa menyelesaikan hak-hak guru sertifikasi 2014, baik di bawah kewenangan Kemenag Kota Langsa.
Turut hadir dalam Upacara tersebut para Unsur Pimpinan Daerah Kota Langsa, Ketua DPRK Langsa, Sekretaris Daerah Kota Langsa, Para Asisten dan Staf Ahli di Lingkungan Sekretariat Kota Langsa, Para Kepala Dinas/Badan/Kantor dalam Kota Langsa, Para Kabag dilingkungan Sekretariat Daerah, Ketua dan Pengurus PGRI, Ketua KOBAR-GB (Koalisi Barisan Guru Bersatu) Langsa, Kepala Sekolah, beserta Dewan Guru dalam Pemerintah Kota Langsa.(bhc/kar) |