JAKARTA, Berita HUKUM - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama telah resmi memberikan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Sandi. Karena itu untuk mewujudkan kemenangan di Pilpres 2019, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab menginstruksikan sejumlah simpatisannya untuk bergerak di ranah sosial media.
"Kami meminta para laskar cyber untuk terus berjihad di wilayah sosmed. Para mujahid cyber, ayo lanjutkan jihad di sosmed tanpa kenal lelah dan tanpa rasa takut. Insyaallah kemenangan akan datang," kata Habib Rizieq saat memberikan pesan suara pada acara Ijtimak Ulama Jilid II, di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9).
Selain mengajak berjihad di sosial media, Habib Rizieq juga mengajak seluruh simpatisannya untuk bersama-sama membuat aksesoris
dukungan kepada Prabowo-Sandiaga. Tentunya, dirinya menyebut seluruh kegiatan itu harus menggunakan biaya sendiri.
"Ayo bersama sama kita buat baliho, kaos, topi, spanduk, bendera, selebaran, stiker dan aneka sarana pemenangan secara mandiri dengan uang kita sendiri dengan tulus ikhlas serta tanpa pamrih kecuali untuk mencari ridha Allah SWT untuk kebaikan negara dan bangsa," ungkapnya.
Bahkan, Habib Rizieq juga mengajak seluruh umat untuk berjuang dan menggalang kekuatan umat bersama-sama. Karena menurutnya, umat merupakan sumber logistik penentu kemenangan Prabowo-Sandiaga.
"Ayo kita jadikan kekuatan dan kebesaran umat sebagai sumber logistik yang dahsyat untuk kemenangan umat rakyat dan bangsa Indonesia. Karena itu, marilah para ulama dan Da'i kita jadikan pesantren dan majelis serta mimbar kita semua untuk memenangkan umat dan rakyat bangsa Indonesia," ucapnya.
Terakhir, Habib Rizieq juga meminta seluruh umat untuk waspada dengan kemungkinan rekayasa sistem dan tabulasi mulai dari daerah hingga ke pusat di KPU. Oleh sebab itu, nanti di April 2019, sudah saatnya umat bergerak menjadi saksi militan unutk mengawasi seluruh TPS di Indonesia.
Termasuk, lanjutnya, agar semua sistem komputer.
KPU yang digunakan untuk penghitungan segera dilakukan audit forensik. Agar tidak terjadi rekayasa sistem perhitungan di komputer KPU dari pusat hingga daerah.
"Ini kita sampaikan untuk menutup semua kecurangan teknologi komputer dalam penghitungan suara pemilu. Mari kita semua ciptakan pemilu jujur dan adil," pungkasnya.(aim/JPC/jawapos/bh/sya) |