JAKARTA, Berita HUKUM - Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) meminta kasus tewasnya 6 laskar FPI yang ditembak polisi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Karawang pada Senin (7/12) lalu, dibongkar secara terang benderang dan diungkap tuntas pihak atau siapa saja aktor intelektual di balik rencana penembakan itu.
Tak hanya itu, HRS yang kini dijadikan tersangka oleh Polisi yang di tahan di sel tahanan Polda Metro Jaya terkait dugaan kasus Prokes yang disangkakan dituding melanggar UU Karantina juga meminta kasus tewasnya 6 laskar dikabarkan hingga ke seluruh dunia.
Sebab, kejadian tewasnya 6 laskar tersebut ialah kejahatan kemanusiaan.
Permintaan HRS atas kasus tewasnya 6 laskar FPI itu disampaikan Sekretaris Umum (Sekum) FPI Munarman.
"Beliau (HRS) pesan, terus bongkar sampai ke perencana pembantaian, laporkan dan beritakan ke seluruh dunia tentang kejahatan kemanusiaan ini," kata Munarman dalam pesan singkatnya, Selasa (22/12).
Kasus tewasnya enam laskar FPI ini tengah diusut oleh Komnas HAM.
Komnas HAM mengecek langsung kondisi fisik mobil yang ditumpangi polisi dan para laskar dalam insiden di KM50 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang.
Komnas HAM juga menyampaikan telah memeriksa sejumlah barang bukti senjata api hingga voicenote yang diduga milik 6 laskar FPI yang tewas ditembak oleh polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Pemeriksaan berlangsung selama lebih dari 6 jam di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (23/12). Perwakilan Polri dipimpin oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi.
"Apa yang kami lakukan disana adalah mengecek semua barang bukti, HP, senpi, dan sajam. Kami lihat detil, bahkan dengan berbagai cara tanpa menghilangkan bentuk dan sebagainya," kata Komisioner Komnas HAM Chairul Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (23/12/2020).
Ia menyatakan pemeriksaan barang bukti itu dilakukan secara mendalam. Bahkan, kata dia, Komnas HAM juga diperbolehkan memeriksa satu per satu senjata tersebut.
"Senjata yang digunakan oleh petugas dan senjata yang digunakan oleh FPI itu detil kami lihat, kami cek, kami ditunjukkan dengan muter macem-macem dan sebagainya yang itu bisa menjelaskan kepada kami. Dan itu semoga menjadikan peristiwa ini juga terang," jelasnya.
Lebih lanjut, Anam mengungkapkan pihak Polri juga sempat menunjukkan voice note milik 6 laskar FPI sebelum tewas. Hal itu menjadi salah satu pokok pemeriksaan hari ini.
"Kami juga mengecek voice note yang ada di publik, ada voice note yang beredar, kami cek lebih detil, lebih banyak, lebih komprehensif. Dan itu dibuka semua oleh temen kepolisian di titik 0 sampai titik akhir yang terekam dalam voice note yang itu oleh Komnas HAM diolah dengan berbagai data yang sebelumnya kami peroleh," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengharapkan pemeriksaan ini dapat mempercepat investigasi yang tengah dilakukan oleh Komnas HAM.
"Semoga dengan kerjasama yang cepat ini peristiwa ini cepat dapat diungkap dan dilaporkan kepada presiden dan diungkap kepada publik beberapa hal yang penting untuk menjernihkan dan menerangkan peristiwa yang terjadi," pungkasnya.(jp/bh/amp) |