Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Islam
Haedar: Jangan Pernah Merasa Paling Islam, Jika Masih Mengabaikan Anak Yatim dan Kaum Dhuafa
2017-03-02 13:22:20
 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir saat acara Peresmian Gedung KH. Sudja RS PKU Yogyakarta, Rabu (2/3).(Foto: Istimewa)
 
YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan bahwa dalam Islam terdapat istilah pendusta agama. Pendusta agama yang dimaksud Haedar ialah mereka yang shalat setiap hari dengan khusyu, merasa paling bertauhid, dekat dengan Allah, dan kemudian merasa paling islami. Namun, Ia abai dan tidak peduli dengan orang miskin, anak yatim, mereka yang marjinal, dan yang nasibnya malang, itu merupakan pendusta agama.

"Pendusta agama itu merupakan orang-orang islam itu sendiri. Jangan pernah merasa paling islam jika kamu belum membela orang miskin, anak yatim, mereka yang marjinal, dan yang nasibnya malang," tegas Haedar, Rabu (2/3) dalam Peresmian Gedung KH. Sudja RS PKU Yogyakarta.

Muhammadiyah, lanjut Haedar, selama ini telah menjalankan ideologi pemberdayaan, yaitu dengan memberdayakan orang miskin, dan yatim yang diberdayakan sehingga mereka dapat berdaya dan dapat mengurus hidupnya dengan baik.

"Salah satu contohnya, suku Kokoda di Papua, mereka pribumi tapi tidak punya tanah, tidak bisa apa-apa, kemudian diberdayakan oleh MPM PP Muhammadiyah untuk belajar berternak dan bercocok tanam walaupun harus berkali-kali belajar baru bisa sukses," jelas Haedar.

Semangat untuk pemberdayaan tersebut tidak perlu banyak embel-embel, namun yang dibutuhkan adalah semangat nurani kita. "Pusarannya berada di teologi Al-Maun itu. Al-Maun harus hidup di hati para dokter, perawat, dan dalam segala bidang Amal Usaha Muhammadiyah. Setiap pekerjaan yang kita lakukan ada nilai kompensasi dan nilai pahalanya," terang Haedar.(adam/syifa/muhammadiyah/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Islam
 
  Sejarah Kuil Rama di Ayodhya Dibangun Setelah Umat Hindu Merobohkan Masjid Berusia 500 Tahun
  Forum Umat Islam Bersatu Laporkan Zulkifli Hasan ke Bareskrim Polri
  Pembakaran Al Quran di Swedia, Legislator Ingatkan: Ini Bisa Melukai Hati Umat Islam Sedunia
  LDII Sebut Muhammadiyah Kakak Tertua
  Haedar : Amaliyah Islam Membawa Kemajuan dan Melahirkan Madinah Al Munawaroh
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2