Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Lingkungan    
Pangan
Haedar Nashir: Pertanian Indonesia Jangan Jalan di Tempat
2018-03-19 05:49:28
 

Ketum PP Muhammadiyah, Dr. KH. Haedar Nashir.(Foto: @muhammadiyah)
 
SOLO, Berita HUKUM - Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, pada masa orde baru, sistem membangun kedaulatan tani dinilai cukup baik.

"Pengelolaan swasembada beras pada masa orde baru dikelola cukup baik, sehingga kedaulatan petani pada masa itu berada dipuncak," ujar Haedar usai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah dan Rembug Tani Berkemajuan pada Sabtu (17/3) di Gedung Induk Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Seharusnya, lanjut Haedar, ditengah liberalisasi politik, ekonomi dan budaya pada saat ini, segala aspek kehidupan semakin maju, namun kondisi saat ini bertolak belakang, khususnya dalam bidang pertanian.

"Dunia pertanian saat ini sunyi, beras saat ini susah, kalau panen pun yang untung besar bukanlah pentani, kita banyak impor untuk memenuhi kebutuhan," ucap Haedar.

Namun, permasalahan tersebut menurut Haedar, akan dapat teratasi jika pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam mengatasi kesenjangan yang terjadi.

Haedar berharap, dengan adanya konsep paradigma ekonomi baru yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dapat memasukan dunia pertanian sebagai program unggulan dan utama.

"Kalau tidak ada gebrakan dari pemerintah, tidak ada kebijakan-kebijakan yang berani dari Kementerian Pertanian, maka dunia pertanian di Indonesia akan terus jalan ditempat," tegas Haedar.

Sehingga, dengan adanya agenda Rembug Tani dalam Rakor MPM ini, Muhammadiyah berkeinginan agar pemerintah dapat membangun kebijakan baru sebagai penerjemahan dari gerakan ekonomi baru yang diusung presiden Jokowi, yakni memberdayakan petani secara tuntas, agar petani Indonesia memiliki kedaulatan di negerinya sendiri.

Terlepas dari itu, Haedar juga membahas mengenai jihad kedaulatan pangan yang dicanangkan oleh Muhammadiyah.

Jihad kedaulatan pangan, merupakan bagian dari keinginan Muhammadiyah menjadikan pertanian dan petani menjadi berkemajuan.

"Jihad itu kan artinya mengeluarkan segala kemampuan dan kehendak agar terjadi perubahan, dan Muhammadiyah terus berupaya agar terjadi perubahan yang lebih baik dalam pertanian Indonesia," jelas Haedar.

Gerakan Konkrit Kedaulatan Pangan Muhammadiyah

Jika berbicara gerakan konkrit yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dalam memajukan pertanian Indonesia cukup banyak.

Muhammadiyah melalui MPM diantaranya telah mempelopori pertanian produktif dengan menghasilkan berton-ton beras diberbagai wilayah di Indonesia, MPM telah melakukan pemberdayaan melalui program tumpang sari.

"Bahkan di Kokoda, Muhammadiyah telah melakukan pemberdayaan masyarakat suku dalam dengan pertanian yang terintegrasi dengan pertenakan," jelas Haedar.

Bahkan, di Kabupaten Berau, Muhammadiyah telah membuat hutan produktif gaharu dengan menanamkan Lada.

"Gerakan-gerakan konkrit yang dilakukan oleh Muhammadiyah ini bertujuan untuk meyakinkan pemerintah, bahwa Muhammadiyah saja bisa kok, pastinya negara akan lebih bisa lagi membangun kedaulatan pertanian dengan isu jihad kedaulatan pangan," pungkas Haedar.(adam/muhammadiyah/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Pangan
 
  Aparat Penegak Hukum Didesak Turun Tangan Investigasi Kasus Mafia Pangan
  Ansy Lema: Bapanas Harus Bereskan Carut-Marut Pangan Nasional
  Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Pemerintah Diminta Lebih Waspada
  Pemerintah Diminta Antisipasi Ancaman Krisis Pangan
  Harga Pangan Belum Stabil, Andi Akmal Pasluddin Tegaskan Pemerintah Segera Kerja Optimal
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2