JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan, harga sejumlah pangan pokok saat ini telah mengalami pengurunan, meskipun sebagian juga ada yang mengalami peningkatan seperti kedelai, ikan bandeng dan daging ayam ras. Jika kondisi ini bisa dipelihara diperkirakan pada Oktober mendatang akan terjadi deflasi (penurunan indeks harga konsumen).
“Saya laporkan bahwa dari data statistik yang di record dari Kementerian Perdagangan menunjukan ketersediaan bahan pokok kita cukup. Beberapa bahkan menunjukan penurunan,” kata Hatta usai rakor stabilisasi pangan di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (4/9).
Ia menyebutkan, beberapa pangan pokok yang mengalami penurunan harga dari minggu keempat Agustus ke minggu pertama September adalah bawang merah turun sebesar 19,89 persen, cabai merah turun sebesar 5,46 persen, cabai rawit turun sebesar 9,25 persen, bawang putih turun sebesar 1, 28 persen, daging sapi turun sebesar 0,16 persen, telur ayam ras turun sebesar 0,38 persen.
Adapun pangan pokok yang mengalami peningkatan harga di antaranya seperti kedelai, ikan bandeng dan daging ayam ras.
“Setelah Agustus ke September mengalami penurunan yang cukup tinggi tapi pada minggu keempat sedikit mengalami kenaikan sekitar 0,35 persen, daging ayam ras setelah Juli-Agustus mengalaami penurunan maka diminggu keempat ke awal September sedikit mengalami kenaikan,” jelas Hatta.
Untuk ikan kembung, minyak goreng kemasan dan tepung terigu dalam posisi stabil. Sementara beras mengalami sedikit kenaikan, namun tetap stabil. “Beras murah dan umum relatif stabil kalaupun ada kenaikan sebesar 0,08 persen,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Deflasi
Terkait dengan trend penurunan harga pangan pokok itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan laju inflasi yang pada Agustus lalu mencapai 1,12 persen akan segera menurun bahkan pada Oktober 2013 bisa terjadi deflasi.
Menurut Hatta, inflasi Agustus yang mencapai 1,12 persen diluar perkiraan Bank Indonesia dan pemerintah. Oleh karenanya, pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan inflasi pada bulan-bulan berikutnya dengan cara menjaga volatile food dan administer price.
“Diharapkan pada September dan Oktober jauh menurun bahkan kita berharap Oktober bisa deflasi,” ujar Hatta.
Sebelumnya baik pemerintah maupun Bank Indonesia memperkirakan inflasi Agustus mencapai 1,27 persen.
Hal ini dipengaruhi oleh berakhirnya factor musiman terkait Lebaran dan Tahun Ajaran Baru Sekolah, serta melambatnya pertubuhan ekonomi domestik. Namun dalam pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (2/9), inflasi Agustus tercatat 1,12 persen.(hkp/bhc/rby) |