JAKARTA, Berita HUKUM - Bareskrim Polri menemukan adanya unsur dugaan tindak pidana dalam pengusutan perkara peristiwa kebakaran Gedung Kejaksaan Agung RI yang terjadi pada Sabtu (22/8) lalu.
Hal itu disampaikan Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers bersama jajaran pejabat Kejaksaan Agung di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/9).
Sigit juga mengatakan, pihaknya menaikkan status penanganan perkara peristiwa kebakaran tersebut dari proses penyelidikan ke penyidikan.
"Kami sepakat dalam gelar (perkara) tadi untuk meningkatkan penyelidikan jadi penyidikan dengan dugaan Pasal 187 KUHP dan atau Pasal 188 KUHP," jelas Listyo Sigit.
Listyo Sigit menjelaskan selama proses penyelidikan pihaknya telah memeriksa sekitar 131 saksi yang terdiri dari petugas kebersihan, office boy, pegawai kejaksaan dan juga para ahli.
Pihaknya, lanjut Sigit, juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa CCTV, abu bekas kebakaran atau hidrokarbon, potongan kayu, botol plastik berisi cairan, jeriken isi air, gas cleaner yang disimpan di gudang cleaning service, dan bukti lainnya.
"Kemudian dari hasil olah TKP Puslabfor menyimpulkan bahwa sumber api tersebut bukan karena hubungan arus pendek, namun diduga karena nyala api terbuka," ungkapnya.
"Maka peristiwa yang terjadi sementara penyidik berkesimpulan terdapat dugaan peristiwa pidana," terang Listyo Sigit.
Sebagai informasi, Gedung Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanuddin Dalam Nomor 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terbakar pada Sabtu (22/8) malam. Api diduga berasal dari lantai 6 ruang rapat Biro Kepegawaian dan menjalar ke bagian lainnya. Api baru dapat dipadamkan keesokan harinya, Minggu (23/8).
Kejaksaan Agung memperkirakan kerugian akibat kebakaran gedung utama mencapai Rp1,1 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari dua jenis kerugian, yakni bangunan dan barang-barang lain yang berada di dalam gedung tersebut.(bh/amp) |