JAKARTA, Berita HUKUM - Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro memberikan arahan dan masukan kepada Diropsurta Pushidrosal Kolonel Laut (KH) Haris Djoko Nugroho, Dirpotmar Kolonel Laut (P) Suhendro serta Danlanal Banyuwangi sebagai evaluasi dari Operasi Survei dan Pemetaan (Opssurta) yang dilaksanakan KRI Spica-934 di perairan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Hal itu dilakukannya di Dermaga Lanal Banyuwangi, mengingat Opssurta yang telah dilaksanakan selama kurang lebih bulan yang bersandikan "Kalinda 06 - 2018" ini akan memasuki tahapan akhir.
"Tidak terbatas hanya pada keamanan bernavigasi, data survei ini juga bisa digunakan sebagai salah satu bahan referensi bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mengembangkan pembangunan potensi maritim di Laut Bali dan daerah Bali Utara. Hal ini dimungkinkan karena survei KRI Spica - 934 meliputi survei Hidrografi, Oseanografi, Meteorologi dan Geografi Maritim," ujar Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/11).
Sementara, Komandan KRI Spica - 934 Letkol Laut (P) Hengky Iriawan juga mengaku bangga atas dedikasi jajarannya dalam operasi yang dilaksanakan tersebut. "Apresiasi yang tinggi kepada seluruh prajurit KRI Spica - 934 atas dedikasi dan kinerja yang tinggi karena mampu mengemban tugas tambahan, yaitu berpartisipasi dalam Penilaian Kapal Teladan dan Operasi Survei Tanggap Darurat di Palu," kata dia.
Diketahui, Operasi Survei dan Pemetaan "Kalinda 06 - 2018" ini terbagi dalam tiga area. Area pertama berada di ALKI 2 segmen 2 yang berada di laut Bali, sedangkan area dua dan tiga berada di daerah Celukan Bawang serta Temukus. Survei area pertama bertujuan untuk updating data survei Belanda tahun 1909 agar mampu meningkatkan level CATZOC (Category Zones of Confidence) wilayah ALKI 2 seperti yang disyaratkan oleh International Hydrographic Organization (IHO) dan International Maritime Organization (IMO).
Survei Hidrografi itu sendiri meliputi akuisisi data bathimetri, geodetik, pengukuran garis pantai, investigasi bahaya pelayaran dan pengecekan Sarana Bantu Navigasi dan Pelayaran (SBNP). Sedangkan survey Oseanografi meliputi pengamatan pasang surut, pengukuran sipat datar (levelling), pengukuran arus dan gelombang, pengambilan contoh air dan dasar laut, pengukuran kecerahan air laut, pengukuran Conductivity Temperature Depth (CTD), pengukuran sedimen dan pengukuran pola arus. Untuk survei Meteorologi meliputi pengukuran suhu udara, lembab nisbi, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan serta liputan awan. Selanjutnya adalah survei Geografi Maritim meliputi pengumpulan data primer geografi fisik dan sosial, kepelabuhan, alur pelabuhan, panorama dan toponimi daerah setempat.(bh/mos) |