JAKARTA, Berita HUKUM - Sekitar 300 alumni Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Solidaritas Alumni UI untuk Bangsa, mereka berkumpul dan berurun rembug untuk bangsa Indonesia ditengah ancaman krisis baru politik, ekonomi, sosial dan budaya yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta pada, Senin (28/5).
Acara urun rembug alumni Universitas Indonesia yang digelar sebagai momentum silaturahim sekaligus berdiskusi untuk bangsa Indonesia ditengah ancaman krisis baru politik, ekonomi, sosial dan budaya guna mengurai solusi dan menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta masa depan bangsa.
Pada acara urun rembug yang diselenggarakan oleh Solidaritas Alumni Universitas Indonesia (SA-UI) menghasilkan beberapa manifesto di kediaman pimpinan DPR RI di Jakarta Selatan.
Fahri Hamzah yang kini menjabat Wakil Ketua DPR RI, selaku tuan rumah saat menyampaikan orasinya mengatakan bahwa, "Kita ini tak mau rubuh bersama-sama. Kalau bangsa ini rubuh kita tentu tidak bisa terima. Kalau pemimpin sekarang ini tampak tidak bisa mengelola keadaan terutama masalah ekonomi, mungkin tidak ada gerakan yang ingin menggantinya," tukas Fahri Hamzah, Senin (28/5).
Pantauan pewarta BeritaHUKUM, sederet tokoh hadir dalam acara dan ikut bergantian berorasi diantaranya; Hariadi Darmawan sebagai Ketua ILUNI UI yang pada tahun 1998 menjadi pendukung gerakan reformasi, Anggota Dewan Pembina Partai Golkar Fahmi Idris, Budayawan kondang Ridwan Saidi, Aktivis senior Sri Bintang Pamungkas, Politisi senior yang menjabat Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, Ekonom Ichsanudin Noorsy, Kivlan Zein, Pieter Sumaryoto, Chusnul Mar'iyah, Taufik Bahaudin (Ekonom UI), Pendiri KAMMI dan tokoh reformasi 1998), Heri Hernawan, Ma'mun Murod, Sofyan Soemantri, Selamat Nurdin, Rama Pratama, Dr Kun, Indr J Piliang, Salim Hutadjulu, Sayuti Asyathiri, Marwan Batubara, Chudry Sitompul (Pakar Pidana UI), Mossadeq Bahri (Sastrawan UI) dan seniman Taufik Ismail dan lainnya.
Sementara, Ketua penyelenggara acara Hidayat Matnur mengatakan bahwa dorongan untuk berkumpul para alumni UI adalah ingin berdiskusi dan memunculkan solusi atas permasalahan bangsa saat ini.
Hidayat Matnur sebagai Presidium Panitia Urun Rembug menyatakan, "Iluni UI tidak tidur, namun kami bangkit untuk menyelamatkan NKRI ini," ungkapnya, saat usai diskusi bertajuk, "Mencari Pemimpin Baru Bangsa: Quo Vadis Reformasi Kini."
Matnur menekankan di hadapan perwakilan Iluni UI lintas Fakultas, lintas generasi, dan angkatan bahwa wadah ini guna menghadapi perubahan, dimana sejumlah ILUNI UI bersatu menyuarakan suara kebenaran dan menghadapi segala sesuatu yang terjadi, tambah dirinya.
"Munculnya aksi kekerasan, gejala krisis ekonomi yang ditandai gejolak nilai tukar, pengekangan kebebasan berdemokrasi, kriminalisasi ulama adalah diantara masalah-masalah yang terjadi saat ini dan alumni UI tidak ingin tinggal diam," tegas Matnur.
Sementara, Salim Hutajulu selaku aktivis Malari 1974 menyatakan bahwa, "Rezim penguasa sekarang sudah 'SOS', yang menurutnya ekonomi seakan sudah lumpuh, semua harga harga kebutuhan pokok naik, ditambah Bahan Bakar Minyak (BBM), serasa kondisi ekonomi semakin memprihatinkan, khususnya nilai tukar rupiah yang semakin turun."
Acara juga diisi dengan kegiatan buka bersama, orasi, pembacaan puisi dan diskusi. Pada bagian akhir acara, 15 orang perwakilan alumni membacakan Manifesto Alumni UI berjudul 'Rebut Kembali Reformasi'.
Diantara butir-butir yang dibacakan adalah menyoroti penegakan hukum yang kian menganga dan menyisakan ketidakadilan kepada anak bangsanya sendiri.
Selain itu, reformasi perlu direbut kembali dan perlu dipimpin putra-putri terbak bangsa. Sedangkan, dalam beberapa pernyatan tokoh, urun rembug diusulkan untuk digulirkan lebih besar setelah Idul Fitri dan dorongan kepada Fahri Hamzah selaku eksponen 98 untuk memimpin gerakan yang disebut "Reformasi Jilid Dua".(bh/mnd) |