JAKARTA, Berita HUKUM - Berlangsung aksi unjuk rasa Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia dengan massa sebanyak ratusan orang untuk menyuarakan dan mengecam keras tindakan Pemerintah Rezim Bashaer Assad yang didukung oleh sekutunya Rusia, yang kini mengambil alih hampir semua wilayah terakhir yang dikuasai oleh kelompok yang diklaim selaku pemberontak Aleppo.
Menurut pantauan pewarta BeritaHUKUM.com di lokasi, aksi unjuk rasa tersebut melakukan orasi-orasi, gelar spanduk dan flyer diantaranya tertulis, "Jokowi Jangan Jadi Boneka Penghianat" - "Selamatkan Suriah dengan Jihad dan Khilafah" - "Umat Islam Bersatu Tegakkan Khilafah" - "Usir Kedubes AS, Rusia dan Iran".
Aksi demo ini yang turut dijaga oleh aparat Kepolisian di lokasi aksi. Para pengujuk rasa menyampaikan tuntutannya di depan Gedung Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia yang berlokasi di jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan pada, Jumat (16/12).
Hizbut Tahrir Indonesia mengecam keras akan terjadinya penghancuran Aleppo, Suriah. Tudinganpun ditujukan atas pembantaian terhadap warga sipil yang dirasa sangat mengerikan oleh tentara rezim Bashaer Assad dan didukung sekutunya, Rusia. dan kini puluhan ribu laki-laki, perempuan dan anak-anak muslim terancam kematian.
Bahkan, seperti dilansir di media massa dimana pengamat Suriah untuk HAM menyatakan kalau lebih dari 50.000 orang dari sekitar seperempat juta penduduk kota bahkan telah mengungsi akibat serangan terhadap wilayah Aleppo Timur itu.
Namun, Warga yang tak berdaya tengah menghadapi serangan bertubi-tubi dengan keji oleh rezim Bashar dan sekutunya dengan menggunakan alat berat dan bom, serta senjata canggih yang pernah dikembangkan oleh manusia.
Kelompok bantuan diperkirakan sejauh ini hanya terdapat sejumlah 35 dokter yang tersisa di Aleppo Timur - Satu orang untuk setiap 7.143 orang, dengan asumsi penduduknya berjumlah kisaran 250.000 orang. Sementara, "bila tidak segera ada tindakan penting, menurut informasi dari pihak Duta Besar Perancis untuk PBB, Francois Delattre, Aleppo akan menjadi 'salah satu pembantaian terbesar terhadap penduduk sipil semenjak perang dunia II."
Adapun rangkaian aksi unjuk rasa Hizbut Tahrir Indonesia di depan Kedutaan besar Rusia, saat gelar unjukrasa menyatakan sikap :
1. Mengutuk keras tindakan rezim Bashar Assad dan sekutunya rezim Putin yang dengan tanpa belas kasihan sedikitpun terus membantai rakyatnya sendiri, khususnya yang berada di Halab atau Aleppo dengan berbagai cara.
2. Mengecam sikap para penguasa negeri-negeri muslim yang tidak segera bertindak, melihat warga muslim Aleppo diperlakukan semena-mena oleh penguasa jahat.
3. Menyerukan kepada umat Islam di negeri ini, khususnya untuk
memberikan daya apa saja yang dimiliki untuk menolong warga muslim di Aleppo. (bh/mnd) |