NUSA DUA (BeritaHUKUM.com) – Pertemuan pimpinan negara-negara se-Asia Tenggara (ASEAN) dengan Amerika Serikat (AS), berjalan cukup baik. Sejumlah masalah peningkatan kerja sama mengalir lancar yang menuju kepada keputusan bersama yang mengutungkan kedua belah pihak.
“Pertemuan kepala-kepala negara anggota ASEAN dengan AS cukup baik. Ini yang ketiga kalinya ASEAN-AS mengadakan pertemuan. Kerja sama ASEAN-Amerika akan dikaji ulang, agar lebih ditingkatkan kerja sama hubungan yang lebih baik,” kata Menlu Marty Natalegawa kepada wartawan di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (18/11) malam.
Menurut dia, para kepala negara dan pemerintahan ASEAN berdiskusi dengan Presiden Barrack Obama terkait peningkatan kerja sama ASEAN menjadi tingkat yang lebih strategis, termasuk lewat pembentukan ASEAN-US Eminent Persons Group. “Ini salah satu yang dimaksud peningkatan hubungan kerja sama itu,” imbuh Marty.
Sementara itu, juru bicara Kepresiden Bidang Urusan Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan, Presiden Obama memuji kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Indonesia dianggapnya berhasil memimpin dan membahas isu-isu strategis yang akhirnya keputusan bersama. "Presiden Obama memuji Indonesia yang berhasil memimpin ASEAN,” jelas dia.
Namun, kata dia, dalam pertemuan bilateral antara Indonesia-AS, Presiden Obama sempat menanyakan kondisi Papua kepada Presiden SBY. Dalam kesempatan itu, SBY menyatakan bahwa posisi Indonesia tentang Papua sangat jelas dan telah menerapkan kebijakan yang terukur.
"Soal Papua, pemerintah telah menerapkan kebijakan dengan pengertian pendekatan kesejahteraan. Pemerintah juga menekankan tidak ada imunitas bagi mereka yang melanggar HAM di Papua," imbuh Faizasyah.
Kesenjangan Ekonomi
Dalam kesempatan terpisah, Sekjen Pusat ASEAN-Cina, Ma Mingqiang mengatakan, pemerintah Cina bertekad untuk membantu mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi antarnegara ASEAN. Pihaknya telah menyiapkan beberapa program untuk membantu pengurangan kesenjangan pembangunan ekonomi antarnegara ASEAN, seperti mempromosikan negara bersangkutan kepada investor dan pebisnis China.
"Kami sangat bangga bisa memberikan peran berarti untuk membantu pengurangan kesenjangan pembangunan ekonomi antarnegara ASEAN, seperti kami telah melakukan promosi dan mengampanyekan potensi ekonomi beberapa negara seperti Laos dan Kamboja kepada para investor China," kata dia.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, Pertemuan Community Council telah menekankan program pengurangan kesenjangan pembangunan ekonomi antarnegara ASEAN. Indonesia dalam kesempatan itu mengusulkan adanya program semacam pemberian kredit untuk rakyat sekaligus pemberdayaan usaha mikro dan menengah.
Usul Indonesia ini, Hatta melanjutkan, baru saja disetujui sebagai salah satu program kerja. Namun, skema konkretnya masih perlu diaktualisasikan ke dalam rencana-rencana kerja yang mantap. Intinya adalah mempercepat peningkatan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan pembangunan di antara negara-negara ASEAN.(dbs/gre/sut)
|