JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Rakyat Indonesia menuntut segera terwujudnya kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionils Israel. Mengingat penjajh Zionis Isral secara sepihak mendeklarasusian berdirinya Negara Israel di bumi Palestina pada tanggal 15 Mei 1968 =m. Sejak saat itu zionis Israel dan sekutu-sekurtnya tidak henti-hentinya menodai citra mulia Al-Quds dan Palestina secara umum. Mereka menjadikan Al-Quds dan Palestina sebagai kancah pemerkosaan Hak Asasi Manusia (HAM) yang terburuk sepanjang sejarah manusia.
Sudah menjadi kewajiban umat Islam khususnya dan bangsa-bangsa merdeka di dunia umumnya untuk melakukan solidaritas pembelaan Palestina dan penentangan terhadap kolonialisme zionis Israel. Terlebih lagi rakyat dan bangsa Indonesia mempunyai hubungan historis yang kuat dengan Palestina sebagai Negara awal yang mendukung secara moril dan materiil terhadap kemerdekaan Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam upaya menggalang seluruh kekuatan umat Islam, Aqsa Working Group (AWG), bersama institusi penduung lainnya akan membicarakan hal itu dalam “International Confrence for The Freedom of Al Quds and Palestine” yang rencananya akan diadakan di Bandung pada hari Rabu-Kamis, 4-5 Juli 2012.
Gedung Merdeka Bandung memiliki nilai historis dalam kemerdekaan Negara-negara Asia-Afrika pasca Konfrensi Asia Afrika 1955 dan symbol antiimperialisme. Diharapkan spirit Konfrensi Asia Afrika Bandung menginspirasi kemerdekaan Palestina, satu-satunya negara di dunia yang hingga saat ini masih terjajah, belum merdeka. Diharapkan Indonesia bias menjadi salah satu negara pioneer dan terdepan dalam upaya pembebasan dan kemerdekaan Palestina.
Menurut rencana, akan tampil sebagai pembicara inti konferensi dari luar negeri antara lain Syeikh Aly Al-Abbasy (Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsha Palestina), Syeikh Abdurahman Yusuf Al-Jamal (Rois Ma’had Darul Quranul Karim was Sunnah Gaza), dan Syiekh Umar bin Sulaiman Al-Asyqar (Universitas Yordania). Sementara dari dalam negeri antara lain, Ketua MPR RI Marzuki Alie, Ketua Persatuan Islam (Persis), KHM.Maman Abdurrahman, Imaam Jama’ah Msulimin (Hizbullah) Muhyiddin Hamidy, dan lain-lain.
Para peserta merupakan undangan para ulama dan aktivis pergerakan dunia Islam yang konsen dengan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina, Duta Besar negeri-negeri Islam, NGO atau LSM yang bergerak di bidang Al-Aqsha dan Palestina, dan pihak-pihak yang tertarik untuk berpartisipasi.
Disela-sela konfrensi press yang digelar oleh panitia di Jakarta Media Centre (JMC),Rabu (06/06) Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Medawi, mengatakan kemerdekaan Palestina hanya persoalan waktu dan tidak lama akan terjadi.
"Kami sangat percaya, bahwa kami akan merayakan kemerdekaan Palestina berlangsung dalam waktu dekat," ujar Dubes
Dubes Mehdawi mengatakan bahwa sebenarnya Palestina adalah sebuah negara yang merdeka, karena mempunyai pemerintahan, parlemen, rakyat maupun pendidikan.
"Cuma masalahnya, Israel tidak pernah mengakui hal itu," kata dia.
Dia mengatakan 135 negara sudah mendukung kemerdekaan Palestina, dan hal itu menjadi bukti bahwa dunia menghendaki agar Palestina menjadi negara merdeka.
"Kami menjalankan pemerintahan, politik, diplomasi dan ekonomi kami sendiri. Secara fakta kami sudah merdeka," tukas dia.
Menurutnya, hal yang normal jika perlu perjuangan untuk kemerdekaan, sama seperti Indonesia yang berjuang lebih dari 300 tahun untuk kemerdekaan. (bhc/rat)
|