SLEMAN, Berita HUKUM - Empat pelaku penganiaya hingga menewaskan Sersan Satu Santoso, salah satu anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo, tewas dengan luka tembak di dalam Lapas Cebongan, Sleman, pada Sabtu (23/3) dini hari.
Kapolda DIY Brigjen (Pol) Sabar Rahardjo saat mendatangi lokasi kejadian mengatakan, empat tahanan tewas di ruang tahanan dengan luka tembak. Ia memaparkan kronologi kejadian tersebut. Awalnya, ada sekelompok orang dengan menutup muka melompat pagar depan gedung setinggi sekitar satu meter, kemudian mencari penjaga dan memaksa untuk masuk ke dalam sel.
Setelah masuk, mereka kemudian kembali memaksa penjaga menunjukkan ruang tahanan untuk mencari ruang empat tahanan pelaku penganiayaan di Hugos Cafe. Setelah menemukan sasaran, gerombolan tersebut lantas menembakkan senjata api hingga menyebabkan keempat tahanan itu tewas.
"Saya tadi sudah meminta keterangan petugas penjaga pintu dan menurutnya ada sekitar 17 orang yang masuk dan ada beberapa di luar," terangnya, Sabtu (23/03).
Ia menambahkan, closed circuit television (CCTV) yang terpasang di lokasi lapas juga diambil gerombolan tersebut.
"CCTV yang ada di lokasi juga diambil," katanya.
Keempat tahanan tersebut berinisial D, DD, AL, serta YJ merupakan pelaku penganiayaan di Hugos Cafe pada Selasa (19/3) lalu dengan korban tewas Sertu Santoso. Sampai pukul 06:30 WIB pagi ini, petugas dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polda DIY masih melakukan penyelidikan di lokasi Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Namun, Panglima Kodam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso membantah prajurit TNI terlibat penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3) dinihari, yang menewaskan empat tahanan yang diduga terlibat pembunuhan anggota Kopasus TNI AD Sertu Santoso.
"Bukan dari prajurit TNI, tidak ada prajurit yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam IV/Diponegoro," katanya usai upacara penutupan Dikmaba TNI AD Tahap I TA 2012 di Kodam IV/Diponegoro di Lapangan Rindam Magelang, Sabtu pagi.
Hardiono menuturkan, pada Rabu (19/3) ada dua anggota Kodam IV/Diponegoro yakni Serka Santoso dan Sertu Priyono yang sedang menjalankan tugas, satu dibunuh dan satunya dibacok oleh preman. "Sejak kejadian itu kami cari pelaku dan sudah tertangkap," katanya.
Hardiono memperingatkan pada preman jangan pernah lagi melukai petugas, baik tentara maupun polisi yang sedang melaksanakan tugas di wilayah Kodam IV/Diponegoro yang meliputi Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pangdam mengatakan, penyerangan Lapas Cebongan oleh orang tidak dikenal pada Sabtu dini hari masih dalam penyelidikan. "Sampai sekarang masih diselidiki," kata Hardiono.
Perlu diingat, kata Hardiono, soliditas TNI dan Polri sangat kokoh di wilayah hukum Kodam IV/Diponegoro. "Hari ini ada kegiatan jalan sehat antara TNI dan Polri di Yogyakarta," katanya.
Menyinggung adanya dugaan senjata TNI yang digunakan pada penyerangan lapas, dia lagi-lagi membantah. "Setelah kejadian saya apelkan seluruh komandan satuan, baik komandan satuan yang ada di organik TNI maupun yang nonorganik dan mereka bertanggung jawab. Saya bertanggung jawab penuh terhadap semua yang ada di Kodam IV/Diponegoro," kata Hardiono.
Hardiono menegaskan tidak mungkin TNI ada yang terlibat dalam penyerangan tersebut, karena hasil penelitian tadi malam jaminan dari komandan satuan mereka, semua mampu mengkondisikan semua prajuritnya.
Menyinggung dugaan penggunaan senjata laras panjang dalam penyerangan lapas, dia mengatakan banyak sekali senjata yang beredar di masyarakat, baik laras pendek maupun laras panjang. Hardiono mengatakan, TNI siap membantu mencari pelaku penyerangan lapas.
Kini, jenazah empat korban dalam penyerangan gerombolan bersenjata ke Lembaga Pemasyarakatan IIB Cebongan, Sleman, Sabtu (23/3), dibawa ke Rumah Sakit Dr Sarjito, Yogyakarta.
Sekitar pukul 09:00 WIB, tiga mobil ambulans dari Palang Merah Indonesia yang membawa jenazah empat korban penyerangan keluar dari lapas. Ketiga mobil ambulans tersebut keluar dengan pengawalan satu mobil Sabhara dari Polres Sleman. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, keempat jenazah akan diotopsi di rumah sakit tersebut.
Sementara itu, seperti dikutip dari kompas.com, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin langsung bertolak ke lokasi penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3) pagi ini. Ia memilih langsung menuju ke Yogyakarta agar penanganan lebih efektif.
"Pak Amir akan segera ke Yogya pagi ini," kata Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Sabtu.
Menurut Denny, begitu mendapat informasi mengenai penyerangan terhadap empat warga binaan di lapas tersebut, dia langsung berkoordinasi dengan Menhuk dan HAM serta melaporkannya ke Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto.
Informasi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenhuk dan HAM menyebutkan, insiden penyerangan itu terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Sekelompok orang bersenjata dan bertopeng memaksa masuk ke dalam lapas melalui pintu portir dengan menodongkan senjata. Kelompok orang tak dikenal itu pun meminta petugas lapas untuk tiarap, lalu mereka merusak CCTV.
Kemudian, segerombolan orang itu meminta petugas untuk menunjukkan kamar empat warga binaan. Setelah menemukan kamar yang dituju, yakni kamar A5, kelompok orang bersenjata itu langsung menembaki empat penghuni kamar tersebut hingga tewas. Adapun tahanan yang tewas itu adalah pelaku kericuhan dan penganiayaan di Hugos Café yang menewaskan Sersan Satu Santoso, salah satu anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo.
Insiden ini juga menyebabkan dua petugas lapas mengalami luka-luka.(dbs/bhc/opn) |