JAKARTA, Berita HUKUM - Partai Nasdem sangat ironis. Partai yang selalu menjunjung keterbukaan dan demokrasi ini justru malah mempertontonkan sebaliknya. Ternyata, faktanya, tidak ada demokrasi, keterbukaan dan tidak ada kaderisasi dalam partai ini.
"Partai yang katanya anti suap, malah petinggi partainya justru otak pemberi suap, serta menjadi penerima suap. Ironisnya lagi,
gonjang ganjing akibat OTT pembahasan Perda Zonasi juga ada kader yang terindikasi terima Alpard serta janji-janji lain malah, tetap dibela," kata Budi Siswanto dalam keterangan beberapa saat lalu. Kamis (21/4).
Semakin prihatin lagi, lanjut Budi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, seorang pemimpin media dan juga ahli orasi, seolah tutup mata dengan kejadian yang menimpa kader unggulan partainya. Di sisi lain, kader baik model Inggard Joshua, anggota DPRD yang tak pernah kenal lelah memperjuangkan hak-hak yang terdzalimi dan konsisiten dalam mengawal kasus Rumah Sakit Sumber Waras, justru terancam di-recall dari keanggotaannya di Dewan.
"Saya menjadi bertanya, mana janji-janji Restorasi bagi negeri bila orang yang selalu mengagungkan kebebasan, keterbukaan, namun malah sebaliknya. Kemunafikan yang dengan kasat mata dipertontonkan dengan segala tipu daya mengelabui warga dengan opini media yang dijadikan alat propaganda menutupi kebohongan demi kebohongan yang ada," ungkap Budi.
Budi pun berharap Inggard tetap tabah dan sedikitpun tak mundur atau bahkan berhenti dari perjuangan menegakkan kebenaran.
"Insya Allah kebenaran akan selalu menang. Sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Maju terus Bang Inggard, kami mengiringi langkah," demikian Budi.
Sementara, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Nasional Demokrat Inggard Joshua mengaku beberapa kali diancam dipecat dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Inggard kerap berseberangan dengan fraksi dan partai terkait Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Saya enggak takut sama sekali, beberapa kali saya diancam dipecat. Masuk ke kuping kiri dan keluar kanan," ujar Inggard di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (18/4) lalu.
Inggard selama ini bersebrangan dengan kebijakan fraksi dan partai yang selalu mendukung gubernur. Mantan politisi Partai Golkar ini pernah menjadi panitia angket, soal pembelian lahan RS Sumber Waras dan keras bersuara terhadap reklamasi.
Pria berkacamata ini mengaku tidak pernah digubris oleh pimpinan dewan, komisi maupun fraksi karena statusnya sebagai anggota biasa. Inggard menambahkan selalu mendapat ancaman di-recall dari partainya sendiri.
"Yang pasti saya akan mendukung Pemprov DKI, bukan seorang oknum. Kalau enggak benar saya tegur, saya juga beberapa kali mau di-recall," ujar Inggard sambil tertawa.(ysa/rmol/ar/gatra/bh/sya) |