Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Opini Hukum    
Jakarta
Jakarta Terpilih Jadi Kota Terbaik Dunia, Anies Selamatkan Wajah Indonesia
2020-11-02 11:44:40
 

 
Oleh: H. Tony Rosyid

ANNOUCEMENT JAKARTA, Indonesia has won the 2021 Sustainable Transport Award! Congrutalations to the city for the exemplary achievement in public transportation, particularly with transjakarta. Begitu ungkap ITDP (Institut For Transportation and Developnent Policy) sebuah organisasi yang berbasis di New York.

Jakarta oleh ITDP dinobatkan sebagai kota terbaik dunia untuk managemen transportasi. Jakarta menyabet juara pertama Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program antarmoda transportasi publik. Ini untuk pertama kalinya negara di Asia Tenggara mampu menjuarai ajang STA.

Tahun lalu, Jakarta berada pada posisi runner up (nomor dua). Tahun ini juara pertama. Artinya, ada progres. Ini menunjukkan Jakarta terus mengalami perbaikan dan perkembangan.

Atas penghargaan ini, Anies telah menyelamatkan wajah Indonesia di mata dunia internasional, kata Andi Arief, politisi Demokrat. Benar kata Andi, di tengah krisis ekonomi dan rusaknya demokrasi Indonesia di mata dunia, Anies berhasil membawa Jakarta sebagai kota terbaik dunia.

Selamat Anies! Begitu ucapan yang disampaikan sejumlah kalangan kepada Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta. Alhamdulillah, ini untuk Pemprov DKI. Ini untuk warga Jakarta, tegas Anies.

Ada rasa syukur. Ada kerendahan hati. Anies sadar bahwa ini semua bukan semata-mata hasil kerja dirinya, tapi kolaborasi pegawai di Pemprov DKI bersama seluruh warga DKI. Anies pun tak risau jika prestasi ini dikait-kaitkan dengan dua gubernur sebelumnya. Karena memang, semua punya kontribusi. Tak hanya dua gubernur, tapi banyak gubernur sebelumnya. Mereka ikut berinvestasi sehingga Jakarta menjadi seperti saat ini.

Hanya saja, upaya menonjol-nonjolkan gubernur sebelumnya dengan cara menjatuhkan Anies yang terbukti berhasil menerima penghargaan atas kerja kerasnya membangun prestasi untuk ibu kota, tentu itu sikap tak bijak.

Perlu juga diingat, di bawah kepemimpinan Anies, Pemprov DKI Jakarta mendapat WTP berturut-turut dari BPK, dan tiga penghargaan dari KPK dengan berbagai kategori. Tentu ini tak bisa serta merta diklaim sebagai prestasi pemimpin sebelumnya. Begitu juga 9 penghargaan dalam bidang komunikasi publik yang baru-baru ini diraih oleh Pemprov DKI. Dengan tetap menghormati dan mengakui peran pendahulunya, Anies perlu kita apresiasi atas kemampuannya membawa Pemprov DKI meraih banyak prestasi.

Di mata publik, memang terasa tak adil. Jika terkait kasus Rumah Sakit Sumber Waras, tanah BMW, hasil reklamasi, dan kasus mangkraknya ratusan bus transjakarta, Anies harus menghadapi dan menyelesaikannya sendirian. Seolah tak ada keterlibatan pihak-pihak sebelumnya. Padahal, ini semua warisan masa lalu. Tapi jika menyangkut prestasi DKI, ada banyak pihak yang sepertinya tak rela dan ingin mengambil hak paten dari Anies. Tentu, ini tidak fair.

Kembali soal transportasi, Jakarta dianggap sangat ambisius membenahi transportasi kota, begitu komentar ITDP. Ini wajar mengingat Jakarta adalah kota yang secara turun temurun macet. Ini jadi PR prioritas yang harus segera diselesaikan. Melalui program Jaklingko, Anies berupaya mengurangi tingkat kemacetan.

Langkah Anies cukup berhasil. Dengan program Jaklingko, pengguna transportasi umum naik signifikan. Dari 360 ribuan di tahun 2017, menjadi lebih dari 1 juta di tahun 2020. Jakarta yang semula menduduki 4 besar kota termacet dunia, sekarang naik menjadi peringkat ke 10 (Tom Tom Traffic Index)

Tak hanya Jaklingko, pembangunan trotoar dan jalur bersepeda di jalan protokol juga bagian dari sinergi langkah Pemprov DKI untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Di masa pandemi, warga Jakarta yang beralih ke sepeda naik 10 kali lipat.

Program Jaklingko tidak saja menyatukan seluruh moda transportasi secara fisik, tapi juga biaya. 5000 rupiah, biaya yang cukup murah, hemat dan ekonomis untuk ukuran kota metropolitan seperti Jakarta.

Jadi teringat ucapan Anies: "Saya tak akan jawab dengan kata-kata, tapi saya akan jawab dengan kerja dan karya". Anies nampaknya berhasil membuktikan ucapannya itu. Warga Jakarta, juga rakyat Indonesia akan menunggu bukti-bukti berikutnya.

Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.(tr/bh/sya)




 
   Berita Terkait > Jakarta
 
  Omzet Toko Daging Dharma Jaya di Kembangan Capai Ratusan Juta
  Presiden dan Wakil Presiden RI Hadiri Resepsi Pernikahan Putri Anies Baswedan
  Gelar Acara 'Jakarta Menyapa', Gubernur Anies Apresiasi Peran Kader PKK Menjaga Kesejahteraan Keluarga
  Survei CSIS Bertolak Belakang dengan Data BPS, Tingkat Kesempatan Kerja di DKI Jakarta Meningkat
  KPw BI DKI Jakarta Sebut Transaksi Digital QRIS di Jakarta Luar Biasa
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2