JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan menjelang bulan ramadan yang jatuh pada bulan Juni dan Juli, pemerintah terus melakukan pemantauan pergerakan harga bahan pangan di pasar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gejolak tinggi harga bahan pangan dipasaran yang nantinya akan berdampak pada masyarakat.
"Pada ramadan dan lebaran tahun ini ketersediaan stok pangan maupun jaringan distribusi kita relatif lebih baik dibandingkan keadaan dan kondisi yang lalu dengan demikian diharapkan bahwa nantinya pada saat ramadan dan lebaran yang akan kita hadapi insya allah tidak akan terjadi gejolak yang terlalu berlebihan," ujarnya usai rakor ketahanan pangan di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (26/5).
Menurut Menko, pemerintah tiap minggunya akan terus melakukan pemantauan harga-harga bahan pangan. "Segala sesuatunya kita persiapkan, bahwa dua minggu yang akan datang kita masih akan menghadapi rapat kembali persiapan sebelum nanti pada saat ramadan setiap minggu kita akan monitor masalah perkembangan harga barang-barang komoditas yang ada," tuturnya.
Langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah, sambung dia, adalah melakukan operasi pasar sebelum terjadinya gejolak harga pangan. Menurutnya operasi pasar ini dilakukan agar para pedagang tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan dan tidak mengambil keuntungan yang terlalu berlebihanm
Ia juga mengatakan akan terus memantau hal-hal yang berpotensi terjadinya inflasi khususnya pada bulan ramadan dan idul fitri.
"Inflasi kita relatif sampai bulan ini masih sangat terjaga dan terkendali memang ada peluang untuk masalah inflasi khususnya pada ramadan nanti dibulan Juni-Juli dan lebaran, bersamaan juga dengan liburan sekolah yang selalu saja menyebabkan inflasi naik. Selain itu pendaftaran sekolah tahun ajaran baru itu juga selalu terjadi peningkatan inflasi," tuturnya.
Sementara Menteri Perdagangan Impor Muhammad Lutfi mengatakan telah melakukan pemantauan kertersedianaan bahan pangan. Seperti air dalam kemasan, susu kaleng, mie instan, biskuet, pakai jadi, termasuk LPG 3 kg. Begitu juga terkait bahan pangan yang tahan lama yakni gula, beras, minyak goring, tepung terigu, kedelai impor dan lokal, daging sapi, daging ayam, telur ayam ras, cabe merah keriting, cabe rawit merah, bawang merah dan bawang putih.
"Dari harga-harga tersebut dapat kami laporkan bahwa trandnya yaitu sebulan sebelum ramadan biasanya terjadi fluktuasi harga. Ada juga beberapa hal yang bay desain dengan perhitungan pemerintah sengaja dinaikan yaitu daging ayam dan telur ayam," pungkasnya. (Kemenko Perekonomian/ES/setkab/bhc/sya) |