BERLIN, Berita HUKUM - Kesepakatan tersebut dicapai melalui penandatanganan MoU antara Kementerian Pekerjaan Umum RI dan Karlsruhe Institute of Technology (KIT), yang dilakukan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Presiden Karlsruhe Institute of Technology Prof. Dr. Eberhard Umbach di Karlsruhe pekan lalu.
“MoU ini secara khusus mengatur kerjasama di bidang manajemen sumber air bawah tanah dan inovasi teknologi untuk Karst area di Indonesia,” jelas Djoko Kirmanto.
Menurut Djoko, kerjasama tersebut memiliki arti penting sebagai pengembangan kerjasama yang telah dijalin sebelumnya antara Kementerian Pekerjaan Umum RI dan KIT untuk manajemen sumber air bawah tanah karst area yang telah dilakukan di daerah Bribin, Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahan baku proyek penyediaan air bersih itu diambil dari sungai bawah tanah. Kemudian disalurkan dengan menggunakan pompa air yang digerakkan oleh turbin (hydropower) berteknologi Jerman.
Program yang saat ini berjalan di Bribin telah memberikan manfaat kepada lebih dari 40 ribu warga setempat yang sebelumnya selalu mengalami kekurangan air bersih.
“Melalui kesepakatan dalam MoU tersebut, diharapkan dapat dilakukan penerapan teknologi serupa pada Karst area di Indonesia yang lebih luas lagi, khususnya di bagian selatan Indonesia dari pulau Jawa hingga pulau Timor,” jelas Djoko.
Turut menyaksikan acara penandatanganan MoU adalah Konjen RI Frankfurt Damos Dumoli Agusman dan KUAI KBRI Berlin Kusuma Pradopo.
Penandatanganan MoU ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Menteri Pekerjaan Umum RI Djoko Kirmanto dalam kunjungan kerjanya ke Jerman tanggal 24-28 Oktober 2012.
“Kita ingin meningkatkan kerjasama Indonesia-Jerman di bidang pekerjaan umum yang mencakup antara lain bidang-bidang infrastruktur, konstruksi dan bangunan,” tutur Djoko. Investasi Infrastruktur di Indonesia Kondusif.
Dalam kunjungan kerjanya ke Jerman tersebut, Djoko Kirmanto juga telah menjadi pembicara utama dalam Economic Forum yang diadakan oleh Committee for European Construction Equipment (CECE) di Berlin. Economic Forum CECE Congress itu sendiri dihadiri tidak kurang dari 200 peserta yang mewakili industri peralatan konstruksi di Eropa yang bekerjasama dengan berbagai industri konstruksi dunia antara lain Amerika Utara, Jepang dan Korea.
Economic Forum CECE Congress juga merupakan media promosi awal bagi partisipasi Indonesia yang terpilih sebagai mitra kerja pada ajang pameran internasional konstruksi BAUMA yang akan diselenggarakan di Munich, Jerman, tanggal 15-21 April 2013.
Di forum itu, Djoko memaparkan kondisi investasi infrastruktur di Indonesia saat ini kondusif. Pengembangan kerangka regulasi dan penyediaan jaminan investasi merupakan salah bentuk komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendukung keterlibatan investor asing di dalam berbagai mega proyek infrastruktur di tanah air.
Djoko juga menjelaskan bahwa ia memimpin delegasi Indonesia di BAUMA 2013 dan akan memberikan penjelasan secara langsung mengenai potensi Indonesia kepada para investor asing, khususnya yang memiliki latar belakang konstruksi dan pertambangan.
Kerjasama Infrastrukstur dalam Kemitraan Strategis. Djoko Kirmanto juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Parliamentary State Secretary Kementerian Perhubungan, Konstruksi dan Pembangunan Wilayah Perkotaan Jerman Jan Muecke, di Dresden, 27 Oktober.
Dalam pertemuan bilateral tersebut kedua belah pihak menyepakati untuk meningkatkan kerjasama di bidang infrastruktur yang merupakan tindak lanjut dari kemitraan komprehensif Indonesia-Jerman yang disepakati beberapa waktu lalu melalui Deklarasi Jakarta.
“Jerman menawarkan kerjasama teknik dalam pembangunan sarana dan prasarana di Indonesia, termasuk untuk penanganan transportasi dan pengendalian banjir,” kata Djoko.
Dikatakan Djoko, Pemerintah Indonesia menyambut baik tawaran itu.
Ia juga menegaskan melalui kerjasama tersebut, Indonesia ingin belajar dari Jerman yang berhasil melakukan revitalisasi kota Dresden yang pernah dilanda banjir besar pada tahun 2002.
Kedua Menteri juga sepakat untuk menjajaki dan membicarakan lebih lanjut mengenai pembentukan kerjasama dalam bidang konservasi bangunan-bangunan lama.
“Indonesia punya sejumlah bangunan bersejarah yang masih terabaikan dan belum banyak dikonservasikan. Melalui kerjasama ini, kita harap dapat melakukan konservasi sekaligus renovasi gedung-gedung bersejarah tersebut dengan mengembangkan konsep green building tanpa meninggalkan keaslian bentuk dan struktur gedung-gedung dimaksud,” tutup Djoko.(kbr/bhc/mdb)
|