SAMARINDA, Berita HUKUM - Senin siang sekitar pukul 13.30 Wita, Tim Pencari Fakta dari Komite nasional Keselamatan Transportase (KNKT) tiba di Bandara temindung Samarinda kalimantan Timur (Kaltim), mereka akan memulai penyelidikan atas musibah jatunya pesawat Piper Navaju PA - 31 / 350 yang jatuh menabrak gunung dan terbakar di Gunung Mayang Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Jumat (24/8) yang lalu.
Kedua anggota KNKT itu langsung diterima Kepala bandara Temindung Samarinda R. Aritonang dan langsung melaksanakan tugasnya dilokasi jatuhnya pesawat dengan helikopter yang telah di persiapkan.
kedua orang KNKP, masing - masing: Kapten Chaeruddin dan Hendri Purborianto yang di dampingi Kepala Bandara R. Aritonang kepada wartawan mengatakan, hari ini kami akan memulai melakukan penyelidikan atas musibah yang menimpa pesawat tersebut, "Kita akan ke lokasi meliahat kondisi pesawat dan akan mengumpulkan data, pecahnya bagaimana, wing (sayap)nya juga", ujar kapten Chaeruddin selaku Investigator dari KNKT di halaman bandara temindung Samarinda, Senin (27/8).
Sekitar pukul 14.25 Wita sebelum meninggalkan Bandara temindung Samarinda menuju tempat jatuhnya pesawat Cessna Jenis Piper navaju Type PA - 31 / 350 yang menabrak gunung Mayang dan terbakar hingga menewaskan ke 4 orang Kru pesawat yang ada di dalamnya, Capten Marshal Bashir (Pilot), Kapten Sus Suyanto (SO) dari TNI Angkatan Udara (AU), serta Peter Jhon Elliott (Surneyor) warga negara Australia dan Handri Handrizal (Surveyor) keduanya dari PT. Elliot Geogrhysies International (EGI) Jakarta, ke empatnya ditemukan Tim SAR Gabungan Basarnas, TNI / Polri dan Elemen masyarakat dalam kondisi yang hangus terbakar.
Chaeruddin mengaku belum tau apa saja yang akan dibawah dari lokasi jatuhnya pesawat di Gunung Mayang. sebagai bahan penyelidikan sebab penyebab atas musibah tersebut yang menelan 4 orang korban, mengingat informasi yang diterima KNKT masih sangat minim terkait musiba tersebut. "Kita belum bisa mengatakan apa saja yang di bawah dari lokasi", tegas Chaeruddin
Ketika ditanya mengenai kelengkapan pesawat seperti Kotak Hitam (Blacx Box), Kapten Chaeruddin menegaskan bahwa, kemungkinan besar pesawat dengan kapasitas penumpang di bawah 19 orang tidak memiliki Blacx Box (Kotak Hitam). "Pesawat yang berpenumpang di bawah 19 orang tidak memiliki kotak hitam dan ada operator yang tidak dilengkapi, misalnya CVR", terang Chaeruddin.
Pantauan meduia ini sejak pukul 08.00 Wita, Kapolres Samarinda Kombes Pol. Ariep Prapto terlihat berada di tengah - tengah keluarga korban yang sejak pagi hari berdatangan ke kamar jenazah RSU AW. Syahrani Samarinda, disusul 15 menit kemudian datang Waka Polda Kaltim Brigjen. Pol Rusli Nasution untuk melihat dari dekat ke empat orang jenazah tersebut.
Sumber yang kami terima, korban jatuhnya pesawat setelah dilakukan evakuasi dan sekitar pukul 03.05 Wita sudah tiba di kamar jenazah RSU, dengan mengunakan ambulance.
Keluarga korban terlihat nampak sock menghadapi kenyataan tersebut, terliahat istri Peter Jhon Elliott yang tak hentinya menangis yang di dampingi Hurh Elliot (anak), Donald Elliot (kakak laki - laki), Jenifer Elliot (adik perempuannya), demikian juga istri Handri Handrizal dengan isak tangis digandeng dua orang anggota keluarganya memasuki kamar jenazah.
Wakapolda kaltim didampingi Kapolres Samarinda kepada wartawan mengatakan bahwa, "Tim DVI sudah mulai bekerja dan kita harapkan secepatnya bisa selesai", ujarnya.
Keluarga kapten Sus Suyanto Edi kepada wartawan mengatakan bahwa, "Saya adik sepupu korban, kebetulan korban sendiri anak tunggu, tidak mempunyai saudara sehingga saya di utus keluarga untuk datang mengurus dan membawa jenazah untuk kembali ke kampung halamanya di Jombang Jawa Timur, Pungkas Edi.(bhc/gaj) |