JAKARTA, Berita HUKUM - Segenap Pengurus, kader dan simpatisan PDI Perjuangan yang tergabung dalam Presidium Nasional Banteng Anti Jokowi (PN-BAJAK), menyatakan penolakannya atas pencalonan Jokowi –JK oleh PDI Perjuangan. Mereka juga menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo – Hatta yang dideklarasikan di Rumah Polonia pada Jumat, (27/6).
PN-BAJAK menyampaikan ultimatum yang disampaikan oleh Ketua Umum Ricky Raimond:
“Pertama, Pencapresan Jokowi dari PDI perjuangan sebelum pemilu legislatif yang menargetkan perolehan suara dia atas 35% suara ternyata gagal total, karna faktanya perolehan suara hanya 18%. Hal ini membuktikan bahwa Jokowi Effect yang selama ini didengungkan tidak terbukti sama sekali. Konsekuen logisnya adalah Jokowi harus mundur dari pencapresan tersebut. Kedua, Dukungan Megawati selaku Ketua Umum PDIP kepada Jokowi untuk maju sebagai capres dari PDIP adalah sebuah kesalahan besar dan pengangkangan terhadap proses kaderisasi dalam tubuh partai, sebab kader inti partai lebih tepat dan siap di ajukan sebagai capres ketimbang Jokowi yang hanya petugas partai dan belum memiliki sejarah panjang di partai. Ketiga virus anti Jokowi semakin merebak karna keserakahan meninggalkan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang belum separuh jalan untuk memburu jabatan presiden di tambah sebagai kasus korupsi yang melilitnya mulai terungkap.”
Ricky Raimond menyatakan bahwa, Trisakti Bung Karno mengajarkan untuk berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya. Sebaliknya Jokowi memunculkan apa yang di sebut dengan Trisakti Jokowi yang terbukti menyakiti rakyat Solo yakni memburu jabatan Gubernur Jakarta, lalu menyakiti rakyat Jakarta dengan memburu jabatan Presiden RI, dan yang terakhir menyakiti rakyat Indonesia dengan bertekuk lutut pada dubes Amerika Serikat dan merendahkan martabat bangsa.
Menurut Ricky Raimond ada istilah “A Bird Flight Together” atau burung sejenis terbang bersama. Jokowi telah bersatu dengan ketua umum PKPI, Ketua umum Hanura yang masih memiliki keterlibatan dengan kasus 27 juli (Kudatuli), kasus Trisakti dan kasus Semanggi. Hal ini telah menunjukan bahwa, Jokowi tidak memiliki empati pada kader PDIP dan aktivis mahasiswa yang menjadi korban masa lalu.
“Kalau mereka naik bajaj hanya untuk berkampanye, sementara kita naik bajaj setiap hari berarti mereka bukan kita. Kalau mereka makan biasa dengan hidangan lezat setiap hari sementara kita untuk makan enak jarang sekali, bahkan terkadang mesti menunggu lebaran haji berarti mereka bukan kita. Kalau mereka melapor kekayaan mereka milyaran ke KPK sementara kita hanya punya beberapa rupiah saja berarti mereka bukan kita. Kalau mereka saat masuk media TV kenakan baju sederhana untuk menarik simpati sementara kita kenakan baju terbaik karena begitu sedianya berarti mereka bukan kita. Kalau mereka bisa berbohong/berkhianat sambil tersenyum bahkan kita tidak bisa berbohong akan grogi, tertunduk dengan muka memerah berarti mereka bukan kita. Kalau mereka mencuri/korupsi uang kita milyaran sambil sembunyi dan diam-diam sementara ketika kita mendapat buah, buku, dan tas yang tidak seberapa harganya dari mereka harus disiarkan media dan diumumkan terbuka hingga kita kelihatan sebagai pengemis berarti mereka bukan kita. Ternyata Jokowi – JK musuh kita.” tegas Ricky Raimond.
Yunus Yosfiah yang menerima dukungan dari PN-BAJAK secara langsung menyatakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan kepada Prabowo – Hatta, ia mengatakan bahwa dukungan tersebut merupakan refleksi cinta terhadap bangsa Indonesia.
Prabowo – Hatta
Pasangan calon Presiden dan calon wakil Presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa No Urut 1 adalah pasangan yang saling melengkapi dengan kelebihan serta pengalaman yang telah dimiliki oleh masing-masing.
Pasangan Prabowo - Hatta yang didukung oleh koalisi Partai Gerindra, PAN, Golkar, PPP, PKS dan PBB ini mempunyai visi yang sepenuh-penuhnya menjadi maksud dan tujuan dari para Pendiri Bangsa, yaitu:
Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat.
Untuk itu, Prabowo Hatta mengemban misi:
I. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, aman dan damai, bermartabat, demokratis, berperan aktif dalam perdamaian dunia, serta konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 45.
II. Mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, berkerakyatan, dan percaya diri menghadapi globalisasi.
III. Mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, dengan sumber daya manusia yang berakhlak berbudaya luhur; berkualitas tinggi: sehat, cerdas, kreatif dan trampil.(pgr/yuga/mega/ph/bhc/sya) |