LAMPUNG, Berita HUKUM - Kehadiran abu vulkanik Krakatau yang penyebarannya hingga ke Bandar Lampung juga dikeluhkan oleh Retno (28), ibu rumah tangga sekaligus karyawan di Hotel Novotel Lampung. Ia mengaku sedikit direpotkan dengan kehadiran abu hitam tersebut.
"Pagi-pagi waktu saya mau nyapu teras, kok debunya lumayan tebal dan warnanya agak hitam. Saya pikir itu debu biasa, ternyata abu dari vulkanik gunung Krakatau. Dan ternyata tetangga kanan kiri saya juga ngalamin hal yang sama", ujar ibu satu anak ini yang dihubungi via ponselnya.
Tak hanya dikediamannya di Campang Raya, di tempat bekerjanya yaitu di Hotel Novotel juga mengalami hal demikian. "Di hotel juga sama, kena abu vulkanik. Bagian office boy sekarang masih sibuk bersihin debu", ujarnya.
Ditempat terpisah Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BVMBG), Surono, Minggu (2-9). "Gunung anak krakatau mengeluarkan material pijar letusan strombolian. Waspada anak krakatau 2 September 2012. Dari pukul 11.30 WIB sampai sekarang. Status gunung saat ini waspada," ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Mbah Rono ini menyebutkan, saat ini secara visual masih terlihat lontaran lava pijar yang dikeluarkan oleh Anak Krakatau.
"Dari Pos Anak Krakatau di Pasauran, pada pukul 18.30 WIB terlihat jelas lontaran lava pijar dengan ketinggian kurang lebih 200-300 meter dari puncak secara menerus sampai sekarang. Sementara getaran terasa dengan amplitud, rata-rata 34 mm," ucapnya.
Pemantauan masih terus dilakukan sampai saat ini. Masyarakat diminta tetap tenang.
"Masyarakat agar tidak mendekati dalam radius 1 km dari titik letusan," imbaunya, sebagaimana yang di kutip laman situs lampungpost.com (rny/tbn/dtc/u-4/lpp/bhc/rby) |