JAKARTA, Berita HUKUM - Bagi Rizal Ramli para tokoh nasional yang digadangkan ikut konvensi calon Presiden (capres) Partai Demokrat, hanyalah sebagai pengembira saja. Pasalnya, selain sudah ada nama pemenang konvensi.
Mantan Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian ini menilai, konvensi tersebut adalah manuver politik SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk meningkatkan eletabilitas Partai Demokrat.
Untuk itulah, dirinya menyatakan, keengganannya untuk turut serta dalam penjaringan Capres tersebut.
"Saya malas ikut-ikutan konvensi Partai Demokrat. Buat apa ikut konvensi yang cuma akal-akalan begitu," ujar Rizal saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Capres Alternatif, Siapa dan Apa Kriterianya?', yang digelar oleh Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), di Galeri Cafe, Jakarta, Jumat (26/7).
Apalagi, Rizal melihat bahwa partai berlambang bintang mercy ini diambang kehancuran. "Jadi kalau mau ikut konvensi, ikut partai yang lebih besar lah, jangan seperti mereka. Bisa hancur juga nama kita nanti," kata Rizal.
Sebab kalo pun, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini benar-benar menggelar konvensi, itu hanya bisa meningkat sedikit elektabilitas. Sementara disisi lain Partai Demokrat masih harus menghadapi ganjalan kasus dugaan korupsi yang menimpa sejumlah kader mereka.
Seperti mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng yang sama-sama terjerat dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Sport Center di Hambalang, Bogor, Jawa Barat (Jabar).
"Sekarang ini kan Partai Demokrat elektabilitas-nya cuma tujuh persen. Nanti Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng disidang, anjlok lagi jadi lima persen. Konvensi itu minimal cuma meningkatkan sebesar tujuh persen. Jadi buat apa ikut mereka?" kata Rizal.
Terkait dengan sang pemenang konvensi, Rizal yakin betul yang akan keluar pastinya ipar SBY yakni, mantan Kasad Pramono Edhie Wibowo. "Tokoh lain itu cuma pemanis belaka," kata dia.
Sementara itu, Pakar politik M. Raudy Gathmyr malah berpendapat sebaliknya. Dimana, dirinya menilai bahwa Pramono Edhie Wibowo merupakan kandidat paling tepat.
"Pramono masih lebih layak, dibanding calon lainnya. Dia punya jaringan yang lebih luas dan berakar, bagaimanapun juga selain dapat keuntungan politis sebagai adik ipar presiden, Pramono adalah seorang pensiunan jenderal TNI AD," kata staf pengajar di President University ini.
Menurut Raudy masyarakat Indonesia lebih menyukai calon pemimpin dengan latar belakang militer, mengingat Pramono pernah menjadi ajudan mantan presiden, Megawati Soekarnoputri.
Selain nama Promono, ada tiga nama lain yang dipilih presiden. Yakni, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Ketua DPD Irman Gusman, dan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal.
Selain itu, Demokrat juga memperkirakan dua kandidat lainnya, antara lain mantan menhukam Yusril Ihza Mahendra dan mantan panglima TNI Jenderal Purnawirawan Endriartono Sutarto.
Kendati demikian, keikutsertaan dua nama lain tersebut belum bisa dipastikan.
Konvensi calon presiden Partai Demokrat akan digelar pada 11 September 2013. Tahap lanjutan akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2014. Seleksi tahap pertama dilakukan oleh Komite Tujuh yang dibentuk oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat.(ant/bhc/riz) |