JAKARTA, Berita HUKUM - Launching Buku 10 Tahun Koperasi dengan kata pengantar dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berlangsung di Hotel Kartika Chandra, jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Acara yang dikemas dengan Buka Puasa bersama para Jurnalis dan Kader, serta simpatisan partai Gerindra ini berlangsung meriah, dimana pada kesempatan tersebut, Prabowo menilai koperasi saat ini sudah semakin ditinggalkan.
"Koperasi adalah alat perjuangan bangsa dalam melawan kemiskinan di Indonesia, tapi sekarang koperasi sudah mulai di mati-surikan," ujarnya, Jumat (12/7).
Menurut Prabowo, ini elit negara menilai koperasi itu berbau sosialistis. Dan di tengah dominasi kapitalisme, mereka memandang koperasi sebagai gerakan orang miskin. "Dengan kata kunci persaingan, kapitalis memang meremehkan koperasi," tutur Prabowo.
Perlu diketahui bahwa, buku Sepuluh Tahun Koperasi yang diterbitkan kembali oleh Fadli Zon Library ini ditulis oleh RM Margono Djohohadikusumo, dalam rentang waktu tahun 1930-1940, dan dicetak pada tahun 1941. Buku yang menceritakan perjalanan koperasi Indonesia ini ditulis ketika Hindia-Belanda sedang mengalami depresi yang memukul perekonomian rakyat. Di masa-masa inilah, Margono memelopori tumbuhnya gerakan koperasi. Karena perjuangan Margono inilah pula, Soebadio Sastrosatomo dan Rosihan Anwar menyebut kakek Prabowo Subianto ini Pelopor Koperasi.
Prabowo menyesalkan kondisi koperasi saat ini memprihatikan. Padahal di beberapa negara maju yang selama ini menyuarakan ajaran kapitalisme pun, gerakan koperasi sudah dilirik dan bahkan di praktekan. Prabowo pun bertekad mengubah keadaan, dan mengembalikan posisi koperasi ke pusat kebijakan ekonomi.
Persoalan petani yang tak lepas dari ekonomi koperasi juga disinggungnya. "Kedepan petani Indonesia juga harus lebih baik," cetus Prabowo, dan menambahkan bahwa kalau koperasi berkembang menjadi roda perekonomian yang telah memajukan ekonomi bangsa, koperasi telah memiliki keberhasilan.
Selain buku yang ditulis R.M Margono Djojohadikusumo yang berjudul Sepuluh Tahun Koperasi (1930 - 1940) dengan kata pengantar Prabowo Subianto, nampak beberapa buku dari penerbitan Fadli Zon Library ikut dipajang di depan pintu masuk ruang acara tersebut, diantaranya, buku Jatuh Bangun Pergerakan Islam di Indonesia, karya Rosihan Anwar, Lintas Pikiran Pelukis Hardi, Daulat Pangan Daulat Petani, Politik Huru Hara Mei 1998, Idris Sardi Perjalanan Maestro Biola Indonesia, Hari Terakhir Kartosoewirjo, Mengaji Bukit Mengeja Danau karya D Zawawi Imron.(bhc/mdb) |