JAKARTA-Tingginya penarikan uang selama ramadan akan berdampak pada peningkatan peredaran uang di kota-kota kecil. Momentum tahunan ini bisa dimanfaatkan oleh pemimpin daerah untuk peningkatan perekonomian di daerahnya. Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat ekonomi dari UGM Sri Adiningsih, baru-baru ini.
Menurut dia, para bupati dan wali kota bisa merangkul masyarakatnya yang sukses di kota untuk berinvestasi. "Peningkatan peredaran uang di kampung yang diakibatkan mudik, sebagian besar digunakan untuk konsumsi. Sementara investasi masih kecil. Namun, peluang peningkatan investasi di daerah bisa terjadi jika para bupati atau pemimpin daerah mampu merangkul mereka yang sukses dikota untuk berinvestasi di daerahnya," ujarnya ketika dihubungi Senin (29/8).
Sri menjelaskan, baru segelintir masyarakat menggunakan uangnya untuk membangun usaha di desa seperti buka toko, bangun rumah, dan lain-lain. Sedangkan sebagian besar uang itu digunakan untuk konsumsi seperti membeli barang-barang baru, atau liburan ke daerah pariwisata.
"Seharusnya bukan sekedar memajukan usaha pariwisata, atau konsumsi perekonomian yang sudah ada, tetapi membuka usaha baru yang dapat mendorong pertumbuhan desa tersebut," imbuhnya.
Dia mencontohkan Gunung Kidul dan Solo sebagai daerah yang telah memanfaatkan momentum mudik untuk menarik investasi. Pemudik yang sukses di kota, mau berinvestasi dalam sektor irigasi dan pengairan. Sehingga Gunung Kidul saat ini telah disulap sebagai daerah pertanian yang subur.
"Saya melihat perubahan Gunung Kidul seminggu lalu. Begitu juga dengan daerah lainnya. Momentum mudik bisa tingkatkan perekonomian setempat sesuai keunggulan dan ciri khas kotanya. Kuncinya, para bupati, gubernur, dan pemimpin daerah mampu merangkul warganya yang sukses di kota," tukasnya.(mic/ind)
|