Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Lingkungan    
WALHI
Lebih Dekat Dengan Bumi, Tumbuhkan Kesadaran Politik dan Lingkungan Bagi Publik
Sunday 21 Apr 2013 14:53:18
 

Ilustrasi, Enviromental Outlook Walhi 2013.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Sejak reformasi tahun 1998, proses transisi demokrasi Indonesia belum mampu menciptakan kesejahteraan dan keadilan. Kebijakan lingkungan yang diproduksi oleh Pemerintah dan DPR/DPRD saat ini masih kental dengan corak eksploitatif, liberal, berorientasi pasar, mendorong penghancuran lingkungan hidup serta melanggar Hak Asasi Manusia. Corak ekonomi-politik lainnya; setia bersandarkan pada skema utang luar negeri!

Fakta lainnya, bahwa perlawanan rakyat mempertahankan hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, wilayah kelola, serta hak-hak atas tanah, masih dihadapkan dengan tindakan kekerasan dan kriminalisasi dari aparat negara. Direktur Eksekutif Nasional WALHI, Abetnego Tarigan mengatakan bahwa proses pengadilan terhadap Anwar Sadat (Direktur WALHI Sumsel) menjadi bukti nyata upaya pembungkaman terhadap aktivis. Tentu saja peran modal (capital) tidak bisa dilepaskan dalam konteks ini. Cabang-cabang produksi negara yang penting semisal pertambangan, perkebunan skala besar, industri properti, proyek infrastruktur, dan migas, menjadi arena pertarungan penting, dimana rakyat jelata berhadap-hadapan dengan negara dan kuasa modal besar.

Akhirnya kondisinya sekarang, secara sadar pemerintah telah melupakan bumi sebagai tempat hidup kita. Melupakan bukan tidak mengetahui dan mengingat apa saja saja yang terjadi di sekitar, tetapi dari cara memperlakukan bumi. Bumi yang selalu mencari keseimbangannya dijadikan pembenar untuk terus menerus mengeksploitasi dan mencemarinya. Pemerintah abai bahwa semua itu telah menciptakan kerentanan umat manusia. Perubahan iklim dengan kecepatan yang mengkhawatirkan saat ini adalah akumulasi dari gerakan melupakan itu sendiri.

Abetnego menegaskan bahwa, sejak berdiri 32 tahun silam, WALHI dengan berbagai kelompok masyarakat melakukan berbagai upaya untuk mengingatkan dan mendesak berbagai pihak bahwa ada yang salah dengan cara kita memperlukan bumi. Kebijakan pembangunan, praktek investasi dan pola konsumsi saat ini telah membuat kita lupa untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Target pertumbuhan ekonomi yang diagungkan tanpa sadar telah digerogoti oleh permasalah lingkungan hidup dan berdampak serius terhadap kehidupan sosial. Pada bagian lain, bentuk pengelolaan lingkungan hidup yang lebih ramah kepada bumi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat telah menjadi minoritas dan terpinggirkan dalam kehidupan kita.

Pada hari bumi tahun ini, 22 April 2013, merupakan hari terakhir Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup WALHI di Surabaya dengan mengusung tema “Bersih-bersih Parlemen dari Para Perusak Lingkungan”, WALHI mengingatkan kita kembali bahwa saat ini rakyat terabaikan, hak rakyat telah dirampas dan kontestasi politik saat ini tidak lagi berbicara kesejahteraan rakyat, ujar Abetnego Tarigan. Maka saatnya rakyat memiliki kesadaran politik yang kuat dalam menghadapi tahun politik ini yang juga dipenuhi sejumlah calon dari aktor-aktor perusak lingkungan.

Melalui Karnval Ogoh-Ogoh yang akan diarak mulai dari Monumen Kapal Selam menuju Grahadi pada Hari Bumi besok 22 April 2013 WALHI juga ingin mengajakan masyarakat untuk tidak memilih para calon pemimpin yang merupakan aktor perusak lingkungan (legislatif dan eksekutif) dan juga ingin mengajak masyarakat menumbuhkan kesadaran lingkungan bagi publik secara meluas dan lebih peduli melindungi bumi serta mendekatkan kita pada bumi.(rls/bhc/opn)



 
   Berita Terkait > Walhi
 
  Release WALHI Sulawesi Tengah atas Upaya Kasasi di Mahkamah Agung
  Tanpa Mengoreksi Kebijakan Pembangunan, Pemerataan hanya Jargon
  Tinjauan Lingkungan Hidup WALHI 2015: Menagih Janji, Menuntut Perubahan
  Aktivis Bentangkan Spanduk Raksasa di Kantor Pusat BHP Billiton Meminta Batalkan Tambang Batubara
  'Kebijakan Penanganan Krisis Iklim dan Pengelolaan Hutan Beresiko Memperpanjang Perampasan Tanah'
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2