TANGERANG SELATAN, Berita HUKUM - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menggelar latihan simulasi Penanggulangan Kedaruratan Nuklir /Radiologi yang diakibatkan oleh sebuah kecelakaan transportasi, yang melibatkan sumber radioaktif yang akan dilimbahkan ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTLR BATAN) di Puspiptek, Setu, Tangerang Selatan.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Abdul Qohhar menjelaskan bahwa, "tujuan diadakannya simulasi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan personil dalam menanggulangi kecelakaan. Selain itu juga untuk menyempurnakan prosedur penanganan apakah pihaknya sudah sesuai dengan SOP," jelas Abdul Qohhar, Kamis (6/12).
Dalam simulasi ini, BAPETEN berkoordinasi dan bekerjasama dengan satuan /unit terkait, seperti BATAN, Kompi Nubika TNI AD, serta beberapa unsur perespon lainnya.
Dalam simulasi penanggulangan kedaruratan nuklir ini, diceritakan bahwa ada sebuah mobil sedang membawa zat radioaktif yang mengalami kecelakaan, yakni bertabrakan dengan mobil lainnya. Zat radioaktif yang diangkut pun mengalami kebocoran dan tercecer di sekitar tempat kejadian perkara di Puspiptek, Setu, Tangerang Selatan. Sesaat setelah kejadian, beberapa orang disekitar yang mengetahui kecelakaan tersebut mencoba untuk menyelamatkan korban.
Tak berapa lama, tampak mobil ambulance tiba di lokasi beserta tim medis untuk menyelamatkan dua orang korban yang terkena paparan zat radioaktif. Salah seorang pengemudi mobil pembawa zat radiokatif terjepit pintu mobil dan mengalami luka yang cukup serius, dan satunya lagi terpapar radioaktif ringan.
Namun, tak selang berapa lama terdengar ledakan yang tak jauh dari mobil pembawa sumber zat radioaktif tersebut, sehingga mengakibatkan kebakaran di lokasi.
Tim dari Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika) TNI AD pun datang di TKP. Mereka berupaya untuk memadamkan api dan langsung mendeteksi serta melakukan sejumlah rangkaian dekontaminasi atau pembersihan dari kontaminasi zat radioaktif. Hal ini sangat penting dilakukan supaya paparan zat radioaktif pada korban dan lingkungan sekitar dapat diminimalisir.
Tim Nubika juga melakukan dekontaminasi terhadap kendaraan. Mobil ambulance yang dekat dengan TKP, juga menjalani proses dekontaminasi, dengan cara dicuci menggunakan air dan sabun seperti mencuci mobil pada umumnya.
Kemudian petugas dari BATAN juga datang untuk mendeteksi luasnya paparan zat radioaktif.
Dalam bidang transportasi, kemampuan kesiapan dan respon tanggap darurat telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2015 tentang keselamatan Radiasi dan Pengangkutan Zat Radioaktif. Pasal 69 ayat (3) mewajibkan diadakannya pelatihan dan geladi kedaruratan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Kabag Humas Qohhar juga memaparkan, setelah proses geladi lapang ini, masih ada proses evaluasi dan penilaian. "Dari hasil simulasi ini akan ditentukan tindakan serta pelatihan apa yang harus ditingkatkan," jelasnnya.
Diharapkan seluruh kegiatan simulasi yang berlangsung kurang lebih 1 jam dalam penanggulangan kedaruratan nuklir /radiologi akibat kecelakaan transportasi yang melibatkan sumber radioaktif ini menjadi momentum penting untuk mewujudkan strategi nasional I-CoNSEP (Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness).
"Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara," pungkasnya.(bh/aida)
|