CINA, Berita HUKUM - Lima puluh orang tewas dalam peristiwa kekerasan di Xinjiang, pada Minggu(21/09), yang disebut polisi sebagai sebuah "serangan teroris yang serius" seperti dilaporkan media pemerintah Cina.
Sebelumnya pada pekan ini media pemerintah melaporkan peristiwa tersebut terjadi di Luntai yang menyebabkan dua orang tewas,
Kamis (25/9) lalu sebuah portal berita pemerintah mengatakan 40 "perusuh", enam warga sipil dan empat pertugas polisi tewas. Tidak ada keterangan mengapa laporan tersbeut terlambat disampaikan.
Kekerasan meningkat di Xinjiang dalam beberapa bulan.
Wilayah di Cina bagian barat ini dihuni oleh minoritas Muslim Uighur. Ketegangan meningkat antara komunitas Uighur dan suku Ha, Cina.
Portal berita pemerintah regional Tianshan, menyebutkan ledakan terjadi pada 17:00 pada Minggu (21/09) di dua pos polisi, sebuah pasar terbuka dan pintu masuk toko.
Laporan itu menyebutkan para "perusuh" meledakkan dirinya atau ditembak oleh polisi. Lima puluh empat warga sipil tewas dan dua "perusuh" ditangkap.
Tianshan menyebutkan tersangka utama adalah Mamat Tursun, dan memberitakan dia "telah beroperasi sebagai seorang ekstrimis sejak 2003".
Konfirmasi secara independen sulit dilakukan di Xinjiang, karena pemerintah Cina mengontrol ketat akses masuk dan penyebaran informasi dari daerah tersebut.(BBC/bhc/sya) |