SURABAYA, Berita HUKUM - Kejaksaan Negeri Surabaya terus memburu para terpidana yang sudah masuk daftar eksekusi. Mantan Kadishub Surabaya Bunari Musthofa, terpidana gratifikasi uji kir masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Upaya ini dilakukan pihak Kejari Surabaya melakukan panggilan sebanyak tiga kali agar terpidana menjalani putusan Mahkamah Agung secara sukarela. Bahkan pihak Kejaksaan telah kehilangan jejak dimana keberadaan Bunari saat ini.
Kasi Pidsus Kejari Surabaya, Nurcahyo Jungkung Madyo mengatakan penetapan buronan disampikan melalui surat resmi yang ditandatangani Kajari Surabaya M. Dofir.
Menurut Nurcahyo dilakukan setelah pihak kejaksaan melakukan pemanggilan sebanyak tiga kali kealamat terakhir terpina 1,5 tahun ini. Namun semua panggilan tersebut tidak mendapat respon. "Kami sudah panggil, ternyata sudah tidak tinggal disana," ucap Nurcahyo.
Pihak kejaksaan juga sudah mengecek langsung dan meneliti ke alamat Bunari di Perumahan Merpati, Sidoarjo. Rumah tersebut sudah tidak ditempati Bunari. "Pihaknya juga sudah melakukan pencarian untuk mengetahui lokasi tempat tinggalnya yang lain," tambahnya.
Pihak kejaksaan saat ini telah meneyebarkan, surat penetapan buron dan data Bunari sudah disebar ke sejumlah instansi penegak hukum. Antara lain, Polrestabes Surabaya yang ditembuskan ke Polda Jatim dan Kejati Jatim. Kejati Jatim yang mengirimkan ke Kejaksaan Agung yang diteruskan ke Kejati dan Kejari se-Indonesia.
Dalam perkara ini Bunari tinggal menjalani masa hukuman delapan bulan penjara. Sebab sebelumnya Bunari pernah menjalani penahanan selama sepuluh bulan. Sedangkan MA menjatuhkan vonis 1,5 tahun.
Untuk diketahui Bunari dinyatakan bersalah karena melanggar pasal 11 UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sebab, terdakwa terbukti menerima hadiah dalam bentuk uang dan barang. Salah satunya, uang yang diterima pada 10 November 2008. Saat diserahkan, uang itu dibungkus map merah.(sm/kjs/bhc/rby) |