JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie enggan menanggapi isu adanya politik uang (money politics) dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat pada Mei 2010 lalu. Ia menyerahkan nasib Anas Urbaningrum kepada Dewan Kehormatan Partai Demokrat.
"Saya tidak mau komenter soal tersebut. (Menelusuri dugaan money politics) itu bukan kewenangan saya. Biarkan Dewan Kehormatan Demokrat yang bekerja untuk memproses itu," kata Marzuki Alie kepada wartawan, usai menghadiri acara diskusi di Jakarta, Kamis (9/2).
Jika dalam pemeriksaan nanti ditemukan bukti adanya politik uang dalam pemilihan ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat tersebut, imbuh dia, Dewan Kehormatan dan Dewan Pembina Partai Demokrat yang akan memberikan sanksi tegas. "Ikuti saja perkembangannya. Jika ada bukti, pasti akan diproses," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa menepis tudingan politik uang dalam Kongres Bandung, Jawa Barat, Mei 2010 lalu. Alasannya, dalam kongres tersebut tidak pernah melakukan politik transaksional. Kemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum merupakan kemenangan murni tanpa ada politik uang. "Saya tidak tahu. Tapi kami yakin tidak ada politik uang, karena itu sesuatu yang dilarang dalam Partai Demokrat," tegasnya.
Saan menambahkan, Komite Pengawas PD akan bertindak terkait mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Diana Maringka yang mengakui telah menerima sejumlah uang dalam kongres untuk memenangkan Anas Urbaningrum. "Nanti pengakuan Diana itu kan bisa diproses. Saya tidak mau berandai-andai. Biar Komite Pengawas bertindak dan bisa diproses semuanya," imbuhnya.
Seperti ramai diberitakan, mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Diana Maringka mengaku, menerima uang Rp 30 juta dan 7.000 dolar AS pada kongres Demokrat. "Sehari sebelum pemilihan ketua umum, saya dikasih lima ribu dolar. Beberapa jam sebelum pemilihan berlangsung, saya terima lagi Rp 30 juta dan dua ribu dolar," katanya.
Uang tersebut, imbuh Diana, diberikan oleh tim sukses Anas Urbaningrum yang kala itu bersaing dengan Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng. Diirnya menerima uang itu dari anggota tim sukses Anas, Umar Irzal. Diana pun berjanji akan mengembalikan uang itu, karena diduga berasal terkait dengan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan wisma atlet SEA Games XXVI/2011.
Namun, sebelum menyerahkan uang itu, Diana masih menunggu arahan dari DPP Partai Demokrat. Ia pun mneyatakan siap untuk buka-bukaan perihal politik uang dalam Kongres Partai Demokrat tersebut. "Sebagai kader, saya harus berani dan mengikuti apa yang dikatakan (Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat) Pak SBY,” tandasnya.(dbs/wmr/rob)
|