JAKARTA, Berita HUKUM - Isu peredaran bakso oplosan dengan daging babi yang kini berkembang di tengah masyarakat khususnya Jakarta, perlu secepatnya diatasi. Jika berlarut, berpotensi mematikan para pedagang kecil khususnya pedagang bakso.
Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan, berharap Menteri Pertanian Suswono secepatnya mengatasi hal tersebut dengan cara menjamin kelangsungan pasokan daging sapi.
Fenomena ini tidak boleh didiamkan, demi membela kelangsungan usaha pedagang bakso yang terancam mengalami kerugian akibat isu tersebut, selain untuk kepentingan konsumen bakso, kata Syahganda di Jakarta, Kamis (20/12).
Menurutnya, pasokan daging sapi di pasaran perlu dijaga kelangsungannya, sehingga dapat menghentikan para spekulan maupun produsen yang sengaja melakukan oplosan daging untuk bakso dengan babi.
Jika ketersediaan pasokan daging sapi terjamin kata dia, diakui akan membuat harga bahan utama pembuatan bakso itu terjangkau sekaligus tidak terus melangit, yang akhirnya dapat mengembalikan kepercayaan para pedagang bakso dalam berjualan.
“Sekarang harga daging sapi sudah begitu tinggi dikisaran Rp 90 ribu ke atas, dan tentu saja membuat para pedagang bakso semakin berat,” ujarnya.
Dijelaskan Syahganda, kelompok pedagang bakso perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh melalui kerja sama usaha kelompok seperti koperasi, termasuk memberi kemudahan akses permodalan guna menjamin masa depan usahanya.
Dengan adanya paguyuban usaha itu, peristiwa yang menyebabkan kelangkaan daging sapi dan kemudian menjerat pedagang bakso mendapatkan daging oplosan berisi babi, menjadi mudah teratasi akibat kemampuan menyediakan daging tanpa babi yang disiapkan kelompoknya sendiri, jelasnya.(rm/ipb/bhc/opn) |