Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
GPII
Milad GPII ke-71: Membela Negara & Agama - Islam Yes NKRI Yes
2016-10-02 23:07:08
 

Tampak suasana acara Milad ke 71 GPII di kantor PP GPII Jl. Menteng Raya 58 Jakarta Pusat. Minggu (2/10).(Foto: BH /mnd)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Karman BM, selaku Ketum PP Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) saat acara puncak Milad GPII ke-71 dengan tema; Membela Negara & Agama - Islam Yes NKRI Yes, mengajak khususnya bagi kader GPII, pada siapapun yang bersumbangsih untuk GPII dan seluruh komponen masyarakat, agar dapat menangkap setitik hikmah untuk direnungi dan dihayati sepenuh hati.

Jejak hayat perjuangan para pendahulu adalah sebuah keharusan disadari dilanjutkan dan pertahankan, misi perjuangan dan momentum peringatan dan perenungan ini adalah untuk kita semua.

"Perjuangan para pendiri GPII dan para founding fathers dalam mengawal proses kemerdekaan, agama dan negara dari tangan para penjajah sebelum, sesudah kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat tidak mudah," tuturnya, pada awak media di kantor PP GPII Jl. Menteng Raya No 58 Jakarta Pusat, Minggu (2/10).

Selanjutnya, seperti diketahui bahwa, GPII merupakan organisasi kepemudaan Islam yang didirikan oleh beberapa tokoh Islam dan tokoh bangsa di antaranya yaitu; M. Natsir, Anwar Tjokroaminoto dan K.H. Wahid Hasjim pada 2 Oktober 1945, dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.

Karman menambahkan, krisis nilai ke Islaman dan nilai kebangsaan di kalangan pemuda sebagai tampuk pimpinan umat dan bangsa kedepan, kini kian menipis seiring dengan globalisasi dan terjadinya revolusi ICT, yang telah menghancurkan batas kewilayahan satu negara. "Tidak hanya itu, karena dapat menghancurkan batas-batasan ideologi suatu bangsa," jelasnya.

Sebagai kader ummat, yang pertama dilakukan dengan memperkuat bangunan organisasi, konsolidasi internal, perkuat pemahaman nilai-nilai ke Islaman dan perkuat jaringan, solidaritas sesama anak bangsa lainnya, solidaritas sosial patut ditingkatkan.

"Kalau tidak demikian, maka GPII akan hanya tinggal nama dan NKRI kita hancur lebur. Naudzubillah," ujarnya khawatir.

"Kader GPII harus mengambil peran dan mengisi krisis kekosongan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, supaya kesadaran membela Agama dan membela Negara - Islam Yes NKRI Yes," tegasnya.

Sementara itu, pada waktu dan tempat bersamaan, Kombes Pol. Solihin yang hadir selaku perwakilan dari Mabes Polri menyampaikan bahwa, acapkali terkait dengan masalah persatuan dan kesatuan, dimana GPII adalah banguan dari gerakan pemuda Indonesia. "Soalnya, akhir-akhir ini masalah intoleransi muncul, agar para pemuda semua, GPII dan juga pemuda lainnya agar masalah keagamaan itu, suku, golongan lebih peka karena sangat gampang menimbulkan konflik sosial," ujarnya, mengingatkan selaku perwakilan KaPolri, yang berhalangan hadir.

"Intinya persatuan dan kesatuan penting dipertahankan. Karena, GPII merupakan kelompok pemuda yang tergabung dari sisi agama, maka agama yang cukup rentan menyebabkan konflik. Perlu penanaman nilai persatuan dan kesatuan," ucapnya.

Kombes Solihin sembari menjelaskan pula dengan contoh, dimana semisalnya pernah ada peristiwa dimana ada masjid yang dilempar, lalu kemudian pemuda islam membalas dengan razia terhadap pemuda non muslim. "Jujur saja, saya selaku penganut agama Islam, kaum muslim juga namun tidak menginginkan seperti itu yang terjadi," ungkapnya.

Lalu kemudian, Brigadir Jenderal TNI (Purn) Adityawarman Thaha, yang turut hadir mengulas bahwa, umurnya sudah 71 tahun GPII. }Kembali menjadi pertanyaan sekarang ke Ketum, apa kita sudah merdeka ?," tanyanya.

"Memang secara hakikinya sudah Merdeka. Namun, coba lihat dan rasakan apa yang dihadapi saat ini adalah mafia China, dimana kelompok kecil, tapi duitnya luas. Bahkan hingga oknum TNI, Polisi bisa dibeli dan itu mungkin saja terjadi," cetusnya lebih lanjut.

"Mohon maaf sebelumnya, saya tidak bermaksud yang namanya rasialis. Namun maaf kalau yang namanya 'china' bila melakukan kesalahan, bisa menjadi tidak ada salah. Namun bila pribumi salah, langsung salah," tukasnya dengan kecewa.

"Patut disadari memang posisi TNI, Polri sangat sulit karena taat perintah." ungkapnya lagi.

"Kita tahu berserikat, bahkan menyampaikan pendapat secara lisan, bahwa tiap warga negara memiliki hak untuk diperhatikan, itu sesuai perintah Undang-undang," paparnya.

Hingga menurut pandangan mantan seorang perwira tinggi TNI AD, yang pernah memangku beberapa jabatan kemiliteran, diantaranya sebagai Staf Ahli Panglima TNI itu menjelaskan bahwa, apa yang adek-adek kita teriaki terhadap Jokowi selaku Presiden RI saat ini bersifat dinamis, namun mohon jangan anarkis.

"Kita harus memperjuangan hak yang sudah dirampok. Lihat saja 80% tanah dikuasai mereka (China). Dulu mereka berkuasa di narkoba, judi, pelacuran. Namun sekarang dalam kehidupan berbangsa sudah masuk, bahkan dalam sendi negara, jantung sudah," timpalnya lagi menjelaskan.

Jadi Pemilu yang dengan beban nanti, yang dibungkus langsung. Kita bahagia bisa memilih sendiri, namun 70% warga kita belum bisa memilih, karena sudah mengenal wani piro.

"Sangat dipahami, dimana bangsa ingin aman dan damai. Kondisi ini kritis dan krisis. Dimana mempunyai hutang terhadap RRT (Republik Rakyat Tiongkok) sebesar seribu triliun rupiah. Itu bukan 'by economi' namun suatu saat bisa saja ditelan.Kesemuanya itu Asing, Aseng dan ditengah-tengahnya itu Asong," pungkasnya.(bh/mnd)



 
   Berita Terkait > GPII
 
  Muktamar GPII Akan Tegaskan NKRI dan Pancasila Harus Dipertahankan
  Milad GPII ke-71: Membela Negara & Agama - Islam Yes NKRI Yes
 
ads1

  Berita Utama
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

 

ads2

  Berita Terkini
 
Penahan 3 Mahasiswa Undip Diharapkan Diselesaikan Melalui Restorarive Justice

Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2