MEDAN, Berita HUKUM – Aksi kerusuhan para Narapidana lemabaga pemasyarakatan kelas 1 A Tanung Gusta Medan, di duga akibat pelayanan yang sangat buruk, Pemicu bentrokan diakibatkan oleh buruknya pelayanan lapas yang membiarkan aliran listrik mati (padam) dan pembagian air bersih tidak ada sejak pagi hari hingga pukul 16:00 Wib.
Menurut keterangan salah seorang saksi sipir penjara dalam wawancara live di tvone. Para napi awalnya berunjuk rasa meminta air, untuk sholat dan persiapan berbuka puasa, karena sejak pagi hari PLN mati, saksi berupaya untuk menghidupkan mesin genset, namun upaya itu sia-sia ratusan napi mulai mengamuk dan menjebol pintu gerbang dalam lapas, dan sebagian mulai membakar gedung dan sebagian besar melarikan diri dan saksi pun melarikan diri takut terhadap keberingasan para napi, Kamis, (11/7).
Ditambahkannya, "saat kejadian hanya ada sekitar 20 orang petugas sipir yang berjaga, dan semua menyelamatakan diri, akbita dari kejadian ini ratusan napi di duga berhasil khabur," ujar Suwarno.
Para tahanan yang merasa kepanasan terus, sementara salah seorang warga sekitar lokasi kejadian, menuturkan, para napi berteriak kepanasan serta meminta agar sel tahanan mereka segera dibuka sebab mereka tak mau mati konyol di dalam sel tahanan, bahkan ada sejumlah tahanan.
Belum diketahui persis jumlah tahanan yang kabur akibat terjadinya kebakaran Rutan Tanjung Gusta tersebut apalagi hingga kini Petugas Lapas maupun petugas kepolisian belum ada memberikan keterangan resmi terkait insiden kelabu di bulan ini.
Hingga saat ini ratusan petugas kepolisan, dai Polsek Medan Sunggal, Polsek Medan Helvetia, Polsek Hamparan Perak, Polreta Medan, Polda Sumut dan Satuan Brimob, berusaha mengamankan dan mencoba mengevakuasi para napi yang terjebak api di dalam lapas.
Lapas Tanjung Gusta Medan masih dilakukan. Aparat kepolisian, dugaan sementara ada puluhan korban luka, dan korban tewas dari napi yang terjebak juga seorang petugas lapas di khabrkan meninggal dunia. Aparat kemanan Polda sumut siaga satu, dan terus bersiaga dan melakukan sweeping di sekitar Lapas Tanjung Gusta Medan malam menuturkan sebelum kejadian terbakarnya Lapas Tanjung Gusta.
Mengenai jumlah korban jiwa, Wamenkum HAM Denny Indrayana masih belum dapat mengatakan jumlah korban tewas. "Tentang berapa datanya masih dikumpulkan, kami sedang mengumpulkan datanya agar sabar, pikiran dan konsentrasi sedang memulihkan keamanan dahulu," ujar Denny. Sementara Denny juga membenarkan kerusuhan ini akibat dari padamnya aliran listrik dan matinya aliran air sehinga napi tidak dapat menunaikan sholat.(bhc/put)
|