ICW berharap para pengacara itu bongkar dugaan keterlibatan elite parpol dan pemerintahan
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) Muhammad Nazaruddin tak mau anggap ringan sangkaan KPK terhadapnya atas kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games 2011. Sebagai upaya untuk dapat lolos dari jerat hukum atas sejumlah kasus dugaan korupsi yang terus dibidik institusi pemberantasa korupsi itu, mantan bendahara Partai Demokrat ini memperkuat tim hukum yang akan membelanya nanti.
Selain OC Kaligis, Nazaruddin menyewa empat pengacara lagi. Mereka adalah Otto Hasibuan, Hotman Paris Hutapea, Elza Syarief dan Rufinus Hotmolana Hutauruk. (Penambahan) ini atas permintaan Nazaruddin. Kami perlu menambah anggota tim untuk persiapan baru menghadapi siding, kata anggota tim kuasa hukum Nazaruddin, Alfrian Bondjol kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (1/10).
Penambahan kekuatan tim pembela Nazaruddin ini cukup menarik untuk dicermati. Mereka merupakan pengacara yang berpengalaman dalam membela kliennya di dalam perkara-perkara korupsi. Namun, dalam sejarahnya hingga kini, tiap kasus korupsi yang ditangani KPK serta yang disidangkan di Pengadilan Tipikor, tak satu pun terdakwa korupsi dapat lolos dari jerat hukum.
Bergabungnya empat pengacara kondang memperkuat tim hukum Nazaruddin, ditanggapi dingin KPK. KPK tidak ambil pusing dengan bergabungnya Hotmat Paris Hutapea, Elza Syarief, Otto Hasibuan dan Rufinus Hotmolanan Hutauruk di bawah koordinasi OC Kaligis.
"Mau menambah empat atau berapa pengacara, itu haknya Nazaruddin. KPK pasti siap menghadapinya. Pemeriksaan tetap dilakukan meski yang bersangkutan menambah pengacaranya. Kami pun terus mengembangan kasus lainnya yang diduga melibatkan Nazaruddin, tutur Karo Humas KPK Johan Budi.
Sementara itu, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donald Fariz menyambut baik bergabungnya beberapa pengacara kondang ke dalam tim hukum Nazaruddin. Namun, mereka diharapkan dapat membongkar lagi lebih mendalam kasus ini yang diduga melibatkan sejumlah elite politik negeri ini. yang lebih besar lagi.
Jangan sampai, nama-nama besar advokat itu hanya untuk mempersoalkan hal yang tidak substantif. Hal itu misalnya ketika OC Kaligis memperdebatkan kepulangan Nazaruddin tanpa pengacara. Sebaiknya hal pentinglah, seperti dugaan keterlibatan sejumlah tooh parpol dan pejabat yang menerima aliran dana korupsi itu, jelas Donald.
Kehadiran para advokad kondang tersebut, lanjut dia, juga diharapkan bisa membongkar praktik mafia anggaran. Jika mereka melakukannya, pasti KPK dan majleis hakim akan mempertimbangkan untuk menjatuhkan tuntutan dan putusan yang lebih ringan atas jasanya membongkar tuntas kasus ini. "Para pengacara itu harus memiliki visi untuk membongkar kasus, bukan mempermasalhkan hal yang tidak substansi. Publik sangat ingin kasus menjadi terang benderang," tandas dia.(inc/bie/spr)
|