JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Umum Persaudaraan Alumni (Ketum PA) 212, Ustadz Slamet Ma' arif, S.Ag., MM menyayangkan dan mengecam keras tindakan aparat penegak hukum dalam penangkapan ustadz Bernard Abdul Jabbar dan beberapa orang . Demikian ucapnya pada wartawan saat konperensi pers yang digelar di Sekretariat DPP PA 212, Jakarta timur. Jakarta pada, Rabu (9/10).
Saat jumpa pers tersebut, Ustadz Slamet Ma' arif ditemani oleh Abdullah Al Katiri sebagai Koordinator Bantuan Hukum 212, Azis Yanuar, SH (Pushami, Bantuan Hukum Front).
Padahal perlu diketahui, ungkapnya bahwa kronologis bermula pasca penangkapan pada Senin (7/10) serta penetapan status Tersangka pada ustadz Bernard Abdul Jabar, atas peristiwa yang menimpanya akibat pemukulan oleh amukan massa terhadap Ninoy Karundeng yang dikenal sebagai relawan Jokowi.
Peristiwa awal mulanya, saat bada dzuhur, ustadz Bernard berobat ke klinik dr. Solihin di Rawa Lumbu hingga pukul 17.00 Wib, lalu kemudian pulang ke rumah. Hingga sampai di rumah memperoleh info kalau anaknya ikut aksi demo bersama mahasiswa, maka itulah ustadz Bernard bersama istrinya jam 19.00 wib mencari anaknya ke arah Senayan.
Berhubung, di tengah jalan ada info banyak korban mahasiwa dan pelajar di masjid Al Falah, maka itulah Ustadz Bernard dan istrinya beranjak ke arah masjid Al Falah karena di mobilnya ada peralatan medis P3K (perban, betadine, oksigen, dan lain lain).
Koordinator PA 212, Ust. Slamet Ma' arif menceritakan lagi, "Setiba di masjid Al Falah, Ustadz Bernard serta istri membantu korban yang ada dengan P3K. Kemudian, tiba-tiba mendengar keributan, sehubungan diduga ada penyusup yang dihakimi massa. "Spontan, ustadz Bernard berusaha menyelamatkan dan melindungi yang diduga penyusup tersebut yang bernama 'Ninoy' dari amukan massa," paparnya.
"Bahkan memperingati Ninoy agar jangan keluar dulu, karena diluar berbahaya sebab massa masih marah. Lalu Ninoy pun berterima kasih pada ustadz Bernard, kemudian mencium tangan ustadz Bernard. Setelah itu, Ninoy diajak duduk dan istirahat hingga kondisi aman. Lalu, sekitar pukul 03.00 Wib ustadz Bernard pulang ke rumah," jelas Ustadz. Slamet Ma'arif, menceritakan kronologi kejadian tersebut..
"Jadi ustadz Bernard menyelamatkan Ninoy, bukan mempersekusi," tegas Slamet Ma'arif.
Ustadz Bernard sendiri merupakan Sekum Persaudaraan Alumni 212. Bahkan oleh penyidik Polda Metro Jaya pihak keluarga dan istrinya sempat tidak diperkenankan melihat kondisi hingga pada, Rabu (9/10) pukul 00.12 Wib dini hari tadi untuk menandatangani berkas penahanan serta penangkapan.
Ustadz Slamet Ma' arif juga menengarai peristiwa tersebut terindikasi diduga kuat untuk upaya pembusukan dan pencemaran nama baik PA 212 secara sistematis dan terorganisir. Untuk itulah, pihaknya menuntut agar segera dibebaskannya ustadz Bernard serta aktivis DKM Al Falah.
Di samping itu, Dirinya menghimbau umat Islam terutama Alumni 212 supaya jangan mudah terpengaruh dengan segala rencana dan dugaan provokasi oleh pihak tertentu yang dianggap berupaya menggembosi pergerakan perjuangan menegakkan Keadilan dan melawan atas kezaliman.
"Ke depan, Kami akan menyiapkan 100 Pengacara untuk ustadz Bernard dan pengurus DKM pejompongan," tegasnya.
"Akhir kata, kami mengajak umat Islam, Ulama, Tokoh, Ulama, Emak Emak, Pengacara, Buruh, Mahasiswa, dan lainnya untuk mengetuk pintu langit agar Allah menyelamatkan bangsa Indonesia dan menghancurkan segala kezaliman di negeri ini," tutupnya.(bh/mnd) |